Los Angeles, MISTAR.ID
Penerbangan Breeze Airways dari Los Angeles ke Pittsburgh yang menggunakan pesawat Airbus A220 terpaksa mendarat darurat setelah berada di udara selama satu jam, Jumat (1/3/24).
Pesawat tersebut terpaksa dialihkan ke Albuquerque International Sunport di New Mexico, Amerika Serikat. Administrasi Penerbangan Federal (FAA) menyatakan bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh asap di dalam kabin karena terbakarnya baterai litium laptop. Kru kabin berhasil memadamkan api.
Dari 88 penumpang yang berada di dalam pesawat, hanya pemilik laptop yang mengalami luka. Penumpang tersebut kemudian mendapatkan perawatan medis di lokasi pendaratan darurat.
Baca juga: Keluarga Korban Respons Pencarian Kembali Pesawat MH370
FAA melaporkan bahwa pemilik laptop diberikan akomodasi di New Mexico sebelum kembali melakukan penerbangan pengganti keesokan paginya.
“Sementara itu, pesawat dan penumpang lainnya langsung diterbangkan kembali ke tujuan awal,” jelas FAA dalam pernyataan resminya, Selasa (5/3/24).
Setelah kejadian tersebut, FAA mengumumkan rencana untuk melakukan penyelidikan menyeluruh guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Peristiwa ini menyoroti risiko yang terkait dengan baterai lithium pada perangkat elektronik, yang menjadi perhatian otoritas penerbangan di seluruh dunia.
“Penyelidikan ini bertujuan untuk mengevaluasi peraturan yang ada saat ini dan mungkin memperkenalkan aturan yang lebih ketat terkait dengan membawa dan menggunakan perangkat elektronik di dalam pesawat guna memastikan keselamatan penumpang,” tambahnya.
Baca juga: Operasi Keselamatan Diundur Hingga 12 Maret 2024
FAA telah mengeluarkan aturan yang meminta agar penumpang yang membawa perangkat yang mengandung baterai lithium ion atau baterai lithium metal, termasuk laptop dan ponsel pintar, disimpan dalam tas. Mereka juga telah melarang penumpang membawa baterai lithium cadangan di bagasi terdaftar, sehingga powerbank dan charger ponsel wajib dibawa di dalam kabin pesawat. (mtr/hm20)
