Jakarta, Mistar.id
Banyak calon pembeli motor listrik ragu untuk membeli, terutama karena fakta bahwa penjualan motor listrik bekas sulit dan harganya rendah.
Saat membeli motor listrik, banyak orang percaya bahwa akan sulit untuk menjualnya kembali ketika mereka bosan atau butuh uang. Harga motor listrik bekas itu turun.
Hal ini menghasilkan motor listrik, terutama yang kondisinya jarang digunakan.
Apakah anggapan tersebut benar?
Sekretaris Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), Abdullah Alwi, menampik jika harga jual motor listrik itu turun.
Selain itu susah menjualnya jika pemilik ingin mengganti motor itu.
Abdullah, seperti yang dikutip kompas.com, berkata, “Sebetulnya jika motor listrik diganti baterainya, kondisi akan segar lagi. Tapi kembali lagi, ada motor-motor low end dan high end.”
Selain itu, layanan purna jual dan ketersediaan bagian tambahan untuk produk tersebut.
Menurutnya, harga jual motor listrik sangat dipengaruhi oleh kualitas produk saat dijual.
Abdullah berkata, “Yang penting adalah barang itu, jika aftersales terjamin, spare part terjamin, orang yang membeli barang seken pun ingin, jika barang rusak masih bisa diperbaiki.”
Pertimbangannya, hukum ekonomi antara supply dan demand menentukan apakah harga akan turun atau tidak.
Para pedagang motor bekas mengakui fakta bahwa jumlah motor listrik bekas sangat kecil.
Zeith mengatakan, “Kita sudah pernah jual motor listrik, tapi memang masih tidak ada peminat. Pernah jual motor listrik Selis, tapi baru laku setelah lima bulan.”
Oleh karena itu, perusahaan masih berkonsentrasi pada penjualan motor konvensional.
Terutama motor-motor matik, yang sangat populer di kawasan metropolitan. Jika ada orang yang datang ke sini dan mencari, kami berani mengambil motor listrik. Menurut Zeith, mungkin perlu menunggu tiga hingga lima tahun lagi sampai tanda-tanda mulai muncul. (MOTOR Plus – online.com /HM19)
