Bogor, MISTAR.ID
Presiden Joko Widodo membeberkan beberapa penyebab pemerintah melakukan impor beras untuk tahun 2023 dan 2024 mendatang.
Jokowi menilai, salah satu alasannya untuk menjaga stok beras nasional. Termasuk menjaga supaya harga beras tidak naik.
“Ini untuk memastikan kita mempunyai cadangan strategis stok beras). Impor itu supaya menjaga agar tidak terjadi kenaikan (harga),” kata mantan Gubernur DKI ini setelah meninjau Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada Senin (11/9/23).
Baca juga:Â 926 Ribu KPM di Sumut Akan Terima Beras Bantuan Pemerintah
Menurut Presiden, impor dilakukan akibat produksi beras dalam negeri mengalami penurunan dampak pengaruh El Nino. Terkait impor beras, Jokowi mengaku, telah berbicara dengan sejumlah kepala negara, antara lain Perdana Menteri (PM) Kamboja, Hun Manet, Presiden Bangladesh, Mohammed Shahabuddin, PM China, Li Qiang dan PM India, Narendra Modi.
Walaupun sudah ada pembicaraan, Jokowi menilai, masih ada tindak lanjut negosiasi harga impor yang harus dilakukan Badan Urusan Logistik (Bulog). Pasalnya, apabila tidak ada kesepakatan harga, impor tak bisa dilakukan.
“Dengan Perdana Menteri telah oke, namun harganya nggak sambung ya kan tak ketemu,” ucap Presiden Indonesia ke 7 ini.
Baca juga:Â Dampak El Nino, Pemerintah Salurkan 210 Ribu Ton Beras ke Masyarakat
Dia mengatakan, sebenarnya sudah banyak cadangan beras di Indonesia saat ini. Hanya saja pemerintah masih melihat potensi kebutuhan untuk tahun depan.
Presiden juga menyinggung mengenai impor beras dari Kamboja sebanyak 250.000 ton. Dikatakan, impor dari Negeri Angkor Wat saat ini masih dalam proses perjalanan.
Sebanyak 250.000 ton beras itu adalah bagian dari seluruh impor yakni 400.000 ton pada tahun ini. Beras dimaksud bakal didistribusikan ke gudang-gudang Bulog sejumlah daerah. Proses pengiriman ke gudang Bulog paling lama akan tiba pada bulan November 2023 mendatang. (kcm/hm16)
