Pematangsiantar, MISTAR.ID
Unjuk rasa mahasiswa dari Aliansi Of Change memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Kota Pematangsiantar, berakhir bentrok. Peristiwa itu terjadi di Jalan Merdeka, depan Kantor Balai Kota, pada Kamis (2/5/24).
Semula unjuk rasa baik dari Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Jalan Merdeka-Jalan Sutomo, hingga Kantor DPRD berlangsung damai. Mahasiswa menyerukan keseriusan pemerintah dalam memperhatikan pendidikan bagi rakyat miskin dengan keranda mayat bertuliskan ‘RIP Pendidikan’.
Setiba di Kantor DPRD, mahasiswa meminta unsur pimpinan dewan menemui mereka dalam penyampaian aspirasi. Sekretaris Dewan (Sekwan), Eka Hendra menyebut, Ketua DPRD, Timbul Lingga tidak bisa hadir karena dalam suasana berduka.
Baca juga:Buruh Asahan Demo Peringati Hari Buruh Internasional 2024
Lantas, mahasiswa kembali menanyakan keberadaan sejumlah Anggota DPRD lainnya. Selanjutnya terjadi dialog dan mahasiswa merangsek masuk ke ruangan dengan situasi saling dorong dengan aparat kepolisian yang berjaga.
Berhasil menguasai ruangan fraksi gabungan, di sana mahasiswa pun menggelar rapat. Setelah membacakan pernyataan sikap dan menuding bahwa anggota DPRD tidak berfungsi, massa aksi akhirnya membubarkan diri dan bergerak ke Kantor Wali Kota melanjutkan orasi mereka.
Mendapat pengawalan dari polisi, mahasiswa sempat diterima Sekretaris Daerah (Sekda), Junaedi Antonius Sitanggang di depan Kantor Balai Kota. Namun, Junaedi menolak meneken pernyataan sikap dari mahasiswa dengan alasan tidak pada wewenangnya.
Atas penolakan tersebut, unjuk rasa mulai memanas dan mahasiswa mulai menguasai ruas badan jalan. Polisi mengingatkan mahasiswa kembali, agar aksi tetap damai dan tidak mengganggu ketertiban umum.
Baca juga:Hari Buruh Internasional 2024, Ratusan Orang Demo di DPRD Sumut
Tak berapa lama, personel kepolisian mengambil keranda yang dibawa mahasiswa. Pada saat itulah bentrok tak terhindarkan. Beberapa mahasiswa terlihat diamankan kepolisian menuju halaman Kantor Wali Kota dan kembali dipulangkan menuju barisan pengunjuk rasa di luar pagar.
Kemudian sejumlah mahasiswa berteriak mengaku dipukuli aparat kepolisian seraya menunjuk personel yang melakukan perlakuan itu. Saat bersamaan, Kapolres, AKBP Yogen Heroes Baruno tiba di lokasi untuk menenangkan situasi dari balik pintu gerbang.
Mahasiswa menyampaikan, polisi yang bertugas sebagai pengayom masyarakat malah memukuli mereka.
Mendengar hal itu, Kapolres mencoba menjawab dengan pengeras suara yang langsung dipotong mahasiswa. Yogen meminta waktu dan kesempatan agar dapat berbicara menyoal anak buahnya yang dituduhkan telah melakukan pemukulan.
Baca juga:Mau Demo Judi, Mahasiswa Dipukuli saat Menuju Polresta Deli Serdang
Kepada mahasiswa, Yogen bilang kehadiran mereka hanya sebatas melakukan pengamanan unjuk rasa agar berlangsung damai hingga selesai.
“Apapun yang terjadi silahkan melapor. Kalau ada yang luka laporkan. Saya tidak melindungi anggota yang (dituduhkan) melakukan pemukulan. Saya yang bertanggung jawab tunjuk orangnya, saya tidak melindungi mereka,” kata Yogen.
Walau sempat terjadi beberapa kali dialog dan mendengar pernyataan Kapolres, aksi mulai berlangsung tenang. Massa Aliansi Of Change kembali melakukan orasi sesaat sebelum membubarkan barisan dan berjanji akan kembali ke jalanan dengan massa yang lebih banyak. (jonatan/hm16)