23 C
New York
Friday, July 5, 2024

NASA Tampilkan Foto-Foto Mencekam Perubahan Cuaca

New York, MISTAR.ID

Terjadi perubahan cuaca begitu menonjol di semua dunia termasuk di Indonesia.

Tiga hari lalu, iklim hujan turun terus menerus seharian, lalu cuaca berubah menjadi panas terik.

Ternyata faktanya bukan cuma terjadi di Indonesia saja, namun di sejumlah negara lain di belahan dunia. Astronot NASA, Matthew Dominick sukses mengambil foto-foto menakjubkan Badai Beryl yang mengamuk dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Baca juga:NASA Tunda Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Starliner Milik Boeing

Kala itu, ISS melalui Karibia pada ketinggian lebih dari 200 mil. Gambar-gambar yang takjub menampilkan kekuatan dan keganasan badai, dengan pusaran mata yang jelas tampak dikelilingi oleh awan tebal.

Dominick menyebarkan foto-foto itu di media sosial (medsos) nya, dengan membeberkan rasa kagum dan kebimbangan terhadap kekuatan alam.

“Memandang mata dengan lensa 50-500 mm memberi saya perasaan mengkhawatirkan tingkat tinggi terhadap cuaca yang bakal terjadi di bumi,” tulisnya melalui postingan seperti dilansir dari Daily Mail, pada Jumat (5/7/24).

Penelitiannya menampilkan jika emisi bahan bakar fosil yang tinggi yang memanaskan dunia dengan spontan bakal membawa lebih banyak kejutan buruk seperti ini. Di zona sempit di tengah Samudra Atlantik, tempat sebagian besar badai terbentuk, suhu permukaan laut begitu tinggi.

Baca juga:Gedung Putih Perintahkan NASA Tentukan Zona Waktu Bulan

Kenyataannya kandungan panas laut adalah ukuran seberapa banyak energi yang termuat di permukaan air yang menjadi sumber kekuatan badai mendekati rata-rata September pada tanggal 1 Juli.

Begitu mengkhawatirkan bahwa lautan sudah menyerap panas dengan sangat cepat, menggapai puncaknya di awal musim panas. Apabila Atlantik tropis telah menghasilkan badai dahsyat seperti Beryl, apa yang akan terjadi pada musim badai lainnya?

Badai Beryl merupakan pengingat nyata bakal konsekuensi serius dari perubahan iklim. Dibutuhkan beraksi saat ini dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mencegah badai yang lebih dahsyat, gelombang panas, kekeringan, maupun bencana terkait iklim lainnya di masa mendatang. (sdnws/hm16)

Related Articles

Latest Articles