Wisata di Kashmir dan Pakistan Anjlok, Diskon Hotel dan Rumah Perahu Capai 70%


Wisata di Kashmir dan Pakistan Anjlok, Diskon Hotel dan Rumah Perahu Capai 70%
Jakarta, MISTAR.ID
Sektor pariwisata di wilayah Kashmir anjlok setelah serangan pada bulan lalu yang menewaskan 26 wisatawan.
Hotel dan rumah perahu di Srinagar, India, kini menawarkan diskon hingga 70% karena banyak wisatawan membatalkan kunjungan.
Di Pakistan, destinasi populer seperti Lembah Neelum dan Pir Chinasi juga mengalami penurunan drastis jumlah wisatawan akibat meningkatnya ketegangan militer antara kedua negara tersebut.
Kashmir, wilayah indah di pegunungan Himalaya yang dikenal dengan pemandangan salju, sungai deras, dan taman-taman warisan Mughal, selama ini sangat bergantung pada sektor pariwisata.
Namun, konflik berkepanjangan antara India dan Pakistan kembali mengancam mata pencaharian ribuan pelaku wisata di kedua sisi perbatasan.
Sempat mengalami lonjakan kunjungan pasca-gencatan senjata dalam empat tahun terakhir, dengan lebih dari 3 juta wisatawan ke Kashmir India dan 1,5 juta ke Pakistan tahun lalu. Demikian dilansir Reuters, Selasa (6/5/2025).
Namun situasi berubah drastis setelah serangan mematikan, yang menewaskan 26 wisatawan, memicu langkah-langkah diplomatik dan ekonomi dari India serta peringatan serangan balasan dari Pakistan.
Yaseen Tuman, agen perjalanan dan operator rumah perahu di Danau Nigeen, Srinagar, mengungkapkan bahwa hampir semua pemesanan telah dibatalkan.
“(Sebelumnya) Rumah perahu kami penuh sesak dan sekarang kami tidak memiliki tamu," ujar kata Tuman kepada Reuters, duduk di sofa kayu pada salah satu rumah perahu di Danau Nigeen.
Di Pakistan, restoran, hotel, dan penginapan di Pir Chinasi nyaris tak berpenghuni, setelah pihak berwenang menyarankan agar berhati-hati, takut akan serangan India, meski tidak begitu dekat dengan perbatasan.
Juru bicara asosiasi hotel dan wisma setempat, Abrar Ahmad Butt, mengungkapkan hampir semua 370 akomodasi di Lembah Neelum kosong total, setelah pemerintah menetapkannya sebagai zona terbatas.
Wisatawan biasanya memadati Lembah Neelum mulai bulan Mei karena suhu melambung di seluruh negeri.
“Ini akan sangat menyakitkan musim ini,” ujar Abrar. (*/hm27)
PREVIOUS ARTICLE
Trump Menang, Warga Amerika Beramai-ramai Ingin Pindah ke Eropa