Wartawan Tribrata TV itu mengaku, Kapolres Labuhanbatu memukulinya tanya belas kasihan hingga dirinya terduduk di kursi. Sebelum memukul, Pamen Polri itu lebih dahulu  melepas baju dinasnya

“Kejadiannya sekitar setengah sembilan malam. Saya jumpai Pak Kapolres, saya pikir beliau di ruangan beliau. Begitu sampai di Polres, saya WhatsApp beliau. Kemudian beliau telepon saya,” ujar Samuel Tampubolon saat di Polda Sumut, Rabu (21/2/24) siang.

Baca juga: Dituduh Aniaya Wartawan, Kapolres Labuhanbatu Dilaporkan

Saat Kapolres Labuhanbatu menghubungi, dia menanyakan di mana lokasi korban berada.

“Kau di mana, tanya Kapolres. Saya jawab, saya di depan Polres, Pak. Lalu dia bilang, saya di depan Hotel Nuansa, datang kau,” ujarnya Samuel menirukan percakapan kala itu.

Setibanya di Hotel Nuansa,  AKBP Benhard Malau bertanya kepada korban dengan lantang.

“Maksud kau apa?. Kan gitu, saya jawab siap Pak. Ada saya katakan, tanya Kapolres. Saya jawab tidak Pak,” bebernya menirukan percakapan saat itu.

Tidak berselang lama, AKBP Benhard langsung membuka baju dinasnya dan langsung memukul korban.

“Beliau langsung buka baju dinasnya, sambil main  tangan pukul saya sampai saya berdiri dari kursi saya, kemudian karena sangking emosinya beliau, ditahan oleh PJU yang ada di lokasi tersebut,” bebernya lagi.

Kini, Samuel Tampubolon dan kuasa hukumnya, Alfian Fikri Siregar sedang berada di ruang Penyidik Bidang Propam Polda Sumut untuk membuat laporan polisi.

Baca juga: Kapolres Labuhanbatu:  Kuasai Potensi Gangguan Kamtibmas di TPS

Semntera Alfian Fikri Siregar menyebut, Kapolres Labuhanbatu diduga melakukan penganiayaan karena merasa tidak terima dengan cara korban berkomunikasi.

“Untuk motif sementara, Kapolres tidak terima dengan komunikasi yang dibangun oleh korban,” ujar Alfian Fikri di depan Bid Propam Polda Sumut, Rabu (21/2/24) sore.

Menurut Alfian, korban berkomunikasi dengan Kapolres Labuhanbatu untuk pengamanan suatu tempat.

“Masalah itu, ada komunikasi yang dibangun dengan pelapor kepada pihak Kapolres. Mungkin ada sentimen yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan Kapolres, sehingga dia marah,” ujarnya sembari menyebutkan bahwa dugaan penganiayaan turut dilakukan Kasat Narkoba Polres Labuhanbatu.

Ditanya terkait pengamanan yang seperti apa yang dimohonkan oleh korban kepada Kapolres Labuhanbatu, Kuasa Hukum korban tidak menjawab, namun ia menyarankan agar hal itu ditanyakan langsung ke Kapolsek Bilar Hilir.

“Nanti lebih lanjutnya konfirmasi ke Kapolsek Bilar Hilir,” ujarnya sambil menunjuk Laporan ke Bidang Propam Polda Sumut.

Sementara, berdasarkan informasi yang beredar dugaan kasus penganiayaan sekaligus pemukulan tersebut. Ditengarai dengan adanya, tawaran dari korban untuk mengamankan tempat perjudian di Kabupaten Labuhanbatu. (matius/hm17)