Medan, MISTAR.ID

Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Sumatera Utara (Sumut), Muniruddin menilai kenaikan harga emas antam merupakan dampak dari perang dagang antara Negara Amerika dan China.

“Menurut saya kenaikan harga emas ini efek dari perang dagang antara Amerika dan China. Sehingga masyarakat cenderung lebih memilih investasi emas dibanding instrumen investasi lainnya seperti obligasi, saham, reksadana dan surat berharga,” ucapnya kepada Mistar, Senin (21/4/2025).

Dari kenaikan harga emas yang tajam, Munir menyebut, hal itu sangat berdampak pada sektor setiap masyarakat yang menggunakan emas sebagai bahan baku seperti perhiasan dan barang elektronik.

“Tentunya hal itu cukup berdampak, sehingga perlunya kematangan dalam membeli ataupun investasi emas sebagai tabungan jangka panjang,” ujar Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Saat ditanya terkait kelayakan masyarakat berlomba-lomba membeli emas, Munir menanggapi hal tersebut sebagai kebijakan yang harus dipertimbangkan.

“Membeli emas boleh-boleh saja, asal jangan menggunakan uang yang memang dipersiapkan untuk kebutuhan pokok dan mendesak. Jika memiliki uang lebih, alangkah lebih baik diinvestasikan melalui emas,” katanya.

Munir menjelaskan jika menjual emas dalam perspektif investasi saat ini sangat bagus dengan melonjaknya harga emas saat ini.

“Investasi emas sangat bagus untuk jangka panjang, tetapi masyarakat juga harus jeli jika ingin berinvestasi emas. Saran saya lebih bagus investasi di emas murni dibanding emas perhiasan, karena emas murni seperti antam kadar emasnya sampai 99,99%,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, harga emas saat ini berada pada level Rp1.965.000 per gram pada akhir pekan, Minggu (20/4/2025).

Namun, masih banyak masyarakat yang memburu emas untuk investasi masa depan. Pemimpin PT Pegadaian Kantor Wilayah I Medan, Maksum mengatakan dengan tingginya nilai emas saat ini, investasi tidak mengenal kata terlambat. (ari/hm18)