Ngabuburit Seru, Keliling dengan Bus Gratis Pemkab Langkat


Sejumlah warga menaiki bus gratis Pemkab Langkat dari Masjid Raya Stabat menuju Stasiun Kereta Api Stabat. (f:ist/mistar)
Langkat, MISTAR.ID
Ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa dilakukan warga dengan bermacam cara, mulai dengan berkeliling kota menggunakan sepeda motor atau nongkrong di pinggir jalan bersama teman-teman. Di Kabupaten Langkat sebagian warganya melakukan ngabuburit dengan jalan-jalan gratis menggunakan bus Pemkab Langkat.
Dinas Perhubungan (Dishub) Langkat menyediakan 2 unit bus untuk memenuhi kebutuhan transportasi gratis ini. Tingginya animo masyarakat menjajal bus gratis menjadi alasan utama bagi Kepala Dishub Langkat, Arie Ramadhany untuk meningkatkan pelayanan bagi warga sekitar. Sejak 8 Mei 2024 lalu, animo warga di sekitar Kota Stabat menggunakan bus ini cukup antusias.
“Transportasi publik gratis ini, sangat membantu masyarakat, terutama di Stabat. Karena ketika mereka sampai Stasiun Kereta Api, langsung kita bawa ke Masjid Raya Stabat.Pengendalian inflasi dan pengentasan kemiskinan, juga menjadi faktor penting hadirnya bus gratis untuk transportasi masyarakat," kata Arie, Minggu (2/3/2025).
Lanjut mantan Camat Batang Serangan ini, bus beroperasi dua kali sehari, mengantar penumpang dari Stasiun Kereta Api Kwala Bingai menuju Masjid Raya Stabat dan sebaliknya.
Pagi hari, bus bergerak dari Masjid Raya Stabat ke Stasiun Kereta Api Kwala Bingai pukul 06.00 WIB. Kemudian berangkat dari Stasiun Kereta Api Kwala Bingai menuju Masjid Raya Stabat pukul 06.45 WIB.
Di sore harinya, bus beroperasi kembali untuk bergerak dari Masjid Raya Stabat ke Stasiun Kereta Api Kwala Bingai pada pukul 17.40 WIB. Kemudian, bus berangkat dari rute sebaliknya pada pukul 18.25 WIB.
“Bus selalu penuh. Awalnya, kita hanya memiliki 1 unit bus dengan kapasitas 35 penumpang. Semakin hari, animo Masyarakat kian bertambah. Kita kemudian menambah armada dan sekarang menjadi 2 unit. Sekarang ini 70 orang bisa kita angkut dari stasiun menuju Masjid Raya stabat,” tutur Aire.
Begitupun, jika jumlah penumpang sudah mencapai 35 orang dalam 1 bus, maka penumpang dialihkan ke bus lainnya. Artinya, dalam beroperasi bus gratis ini tetap mengutamakan standarisasi kenyamanan dan keselamatan.
"Untuk perawatan juga minyaknya ditanggung oleh dinas. Gunakanlah transportasi umum, untuk mengurangi kemacetan. Dengan menggunakan bus dan kereta api, kita bisa berhemat,” tuturnya.
Sementara, warga Stabat yang menggunakan bus gratis ini, Hendra, 34 tahun, mengaku terbantu. “Dari stasiun ke kota ini, kita gak harus naik kendaraan lain lagi. Adanya bus dari Pemkab Langkat ini sangat membantu,” kata Hendra, usai turun dari bus gratis itu.
Sebelum ada bus, Hendra mengaku sangat repot saat hendak ke stasiun, terlebih saat musim hujan. Rutinitasnya menggunakan kereta api, menjadikan bus gratis ini sebagai fasilitas sekaligus ‘mitra’ yang memberikannya banyak manfaat.
“Kedepannya, bus nya agak lebih besar lagi, biar bisa muat banyak penumpang. Terus ditambah rute ke arah yang lain seperti ke Gumit. Serta jalan yang ke stasiun semoga bisa cepat diperbaiki,” harapnya.
Sementara itu warga lainnya, Leni, 37 tahun, mengaku naik bus gratis Pemkab Langkat bersama anaknya hanya untuk mengisi waktu selama bulan puasa Ramadan. "Mumpung naik bus gratis, jadi enak ngabuburit liat-liat Kota Stabat dari Masjid Raya Stabat menuju stasiun kereta api terus balik lagi, lumayan satu jam-an," katanya. (endang/hm25)