6.9 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Curah Hujan Tinggi, Harga Cabai dan Tomat Naik Drastis di Siantar

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Curah hujan yang cukup tinggi di sejumlah daerah berimbas terhadap harga sejumlah produk hortikultura, seperti cabai, tomat, hingga sayur mayur.

Menurut para pedagang sayur mayur di Pasar Tradisional Dwikora Pematang Siantar, pada Jumat (18/8/23) kenaikannya hingga 20 persen. Meski begitu, kenaikan tersebut tidak terlalu berdampak pada harga yang dipatok para pedagang kepada pembeli.

Salah satunya, daun singkong, kangkung, dan bayam masih tetap dipatok dibawah harga Rp 2500 per ikat. Sayur sawi biasa dan sawi putih dibanderol Rp5000-Rp8000.

Baca juga:Jelang Kemerdekaan, Harga Ayam Melonjak di Siantar dan Stok Kosong

“Ada memang yang naik sayur ini dari para tengkulak kepada kami, tapi tidak terlalu banyak kenaikkannya. Jadi, hanya berkisar 20 persen saja. Kayak wortel yang tadinya dihargai Rp7.000 per kg menjadi Rp10.000 per kilogram,” ujar salah satu pedagang, Rosminah Saragih.

Namun ada Rosminah juga harga komoditas yang naik cukup tinggi dan drastis, mencapai dua kali lipat dari harga sebelumnya, yakni cabai dan tomat.

“Cabai yang biasanya dipatok Rp20.000 per kg, kini mencapai Rp40.000 per kg. Tomat pun sama, naik jadi Rp 14.000 yang sebelumnya hanya Rp 7000-8000 per kg,” jelas dia.

Menurut para pedagang tersebut, fluktuasi harga sayur mayur disebabkan produksi yang tidak terlalu baik di sentral-sentral pertanian di tengah musim penghujan.

Baca juga:Harga Beras Naik Lagi, Pemko Siantar Akan Melakukan Operasi Pasar

“Sebenarnya, sudah mau panen, tapi tiba-tiba curah hujan cukup besar, jadinya sayur-sayur yang mau di panen tadi jadi jelek. Seperti ini lah jadinya,” ungkap pedagang lainnya, Sarmin Sinaga, sembari menunjukkan sayur yang diterimanya dari tengkulak dengan kwalitas yang kurang bagus.

Pada dasarnya, kata Sarmin, kenaikan harga sayur-sayuran lumrah terjadi saat berlangsungnya hari besar keagamaan, seperti Natal. Namun, tidak seharusnya terjadi pada saat sekarang ini.

“Jadi, mau tak mau kami buat harga yang tidak terlalu mahal lah. Sebab kalau mahal, nanti mana mau orang membeli dengan kwalitas sayur yang kurang bagus. Makanya harganya sayuran ini tidak terlalu banyak naiknya, nanti tak ada yang membelinya,” tutur Sarmin. (yetty/hm17)

Related Articles

Latest Articles