9.4 C
New York
Saturday, April 20, 2024

KBPP Diharapkan Tekan Angka AKI, AKB dan Stunting di Sumut

Medan, MISTAR.ID

KB Pasca Persalinan (KBPP) diharapkan bisa menekan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan stunting di Indonesia.

Di Sumatera Utara, program KBPP telah berjalan sejak tahun 2015-2019 oleh Kementerian Kesehatan RI yang bekerja sama dengan JHPIEGO (organisasi nirlaba untuk kesehatan internasional yang berafiliasi dengan Universitas Johns Hopkins).

Kemudian, dilanjutkan secara mandiri oleh Dinas Kesehatan dan BKKBN Provinsi Sumut pada bulan Juni 2020 dan akan berakhir di Januari 2023.

Baca Juga:Pemkab Simalungun Gelar Bakti Sosial, Berikan Layanan KB Gratis ke 1000 Akseptor

Research and Evaluation Director JHPIEGO Siti Nurul Qomariyah mengatakan pada tahun 2020 pihaknya membuat dampingan program KBPP Pilihan di Kabupaten Langkat, Labuhanbatu, Serdang Bedagai dan Kota Binjai. Tujuan projek ini adalah meningkatkan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak melalui peningkatan cakupan pelayanan KBPP yang berkualitas.

“Capaian program KB Pasca Persalinan di empat daerah Sumut sudah mendapatkan kemajuan dari ibu-ibu yang baru selesai bersalin. Mereka sebelum pulang ke rumah sudah mendapatkan KB (dua hari setelah bersalin). Capaiannya sudah 14% dari angka yang awalnya sangat kecil,” kata Siti dalam acara penutupan projek KBPP Pilihan di Medan, Selasa (13/12/22)

Turut hadir dalam acara itu, Kadis Kesehatan Sumut Ismail Lubis, Senior Representative JHPIEGO Maryjane Lacoste, Senior Program Coordinator KBPP Pilihan Lukmanul Hakim, Deputi Bidang KB & KR BKKBN Eni Gustina. Juga hadir perwakilan pemda dari empat kabupaten/kota dampingan program KBPP Pilihan, serta tujuh kabupaten/kota di luar dampingan.

Baca Juga:Kolaborasi Seluruh OPD Pemko Medan Sukses Turunkan Angka Stunting

Siti menyebutkan sebagaimana diketahui target program KB nasional yaitu 70%. Namun target ini bukan waktu pulang bersalin langsung KB, tapi dalam waktu 42 hari.

Siti berharap capaian program KB di Sumut bisa mendekati target nasional. Saat ini, capaian Sumut untuk KB dalam waktu 42 hari setelah pulang bersalin mencapai 30%.

“Capaian ini memang sedikit lebih besar dibanding nasional yang mencapai 28%. Karena itu, masih ada PR buat kita semua untuk mencapai target nasional 70%, dan kami secara berkelanjutan mendukung pemerintah Indonesia untuk bisa mencapai target itu,” sebutnya.

Baca Juga:Kepala BKKBN Sergai: Program Dashat untuk Turunkan Stunting

Siti menuturkan, KB Pasca Persalinan perlu dikampanyekan secara masif. Sebab masih banyak masyarakat yang belum tahu kalau pulang bersalin sudah bisa KB.

“Petugas kesehatan kita sudah diberikan pelatihan untuk pelayanan KB, segera setelah bersalin. Namun memang belum seluruh petugas bisa melakukannya, sehingga ini perlu dilanjutkan. Karena, memasang KB Pasca Persalinan membutuhkan pelatihan,” ungkapnya.

Ia berharap KB Pasca Persalinan bisa dimasukkan ke dalam dunia pendidikan tinggi. Misalnya, melalui pendidikan kebidanan atau pendidikan kedokteran, sehingga setelah lulus nantinya bisa memberikan pelayanan itu.

Baca Juga:BKKBN Dorong KB Usai Persalinan Guna Tekan Prevalensi Stunting

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ismail Lubis mengucapkan terima kasih atas upaya pendampingan KB Pasca Persalinan yang dilakukan terhadap empat kabupaten/kota. Hal ini tak lain dalam rangka penurunan angka kematian ibu dan bayi serta stunting.

“Tujuan KB sebenarnya agar ibu dan anaknya sehat. Sedangkan pada ibu dengan risiko tinggi (usia 35 tahun atau lebih melahirkan), perlu mempertimbangkan kemampuan ekonomi dalam membesarkan anaknya,” pungkas Ismail. (anita/hm14)

Related Articles

Latest Articles