Brussels, MISTAR.ID
Kepala Kebijakan Luar Negeri Eropa Josep Borrell mengakui kemampuan pertahanan blok Eropa sedang bermasalah karena memberikan banyak persenjataan kepada Ukraina perang untuk melawan invasi Rusia.
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam, Borrell menyerukan seluruh negara blok tersebut untuk melakukan lebih banyak pekerjaan dan kerja sama pada keamanan dan pertahanan.
“Perang ini juga menjadi peringatan bagi kita semua tentang kemampuan militer kami. Kami telah memberikan senjata ke Ukraina, tetapi dengan melakukan itu, kami menyadari bahwa persediaan militer kami telah habis,” katanya, seperti dikutip The Guardian, Senin (12/12/22).
Baca Juga:Muak dengan Perang Ukraina, CIA Incar Pejabat dan Pebisnis Rusia
“Dengan kembalinya perang konvensional ke jantung Eropa, kami juga menyadari bahwa kami kekurangan kemampuan pertahanan kritis, untuk dapat melindungi diri kami sendiri dari tingkat ancaman yang lebih tinggi di benua Eropa itu sendiri,” paparnya.
Borrell juga mengutip data dari Badan Pertahanan Uni Eropa yang menunjukkan orang Eropa membelanjakan lebih banyak untuk pertahanan.
“Orang Eropa jelas meningkatkan pengeluaran dan kemampuan pertahanan mereka. Ini sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Baca Juga:Hampir 80 Persen Perusahaan Jepang di Eropa Terdampak Perang Ukraina
“Karena kita ingin terus mendukung Ukraina, kita harus berinvestasi lebih banyak bersama untuk mempersiapkan tentara Eropa [untuk] menghadapi dunia yang lebih berbahaya,” imbuh dia.
Dalam pernyataan terpisah, Borrell menambahkan: “Implementasi telah maju tetapi sekarang kami perlu mempercepat mobilisasi sumber daya kami sebagai Tim Eropa.”
“Tahun 2023 akan jadi ujian kredibilitas bagi Uni Eropa sebagai kekuatan global. Mari kita sampaikan, bersama-sama. Sekarang kita juga harus membelanjakan lebih baik dan lebih banyak bekerja sama. Ancaman yang kita hadapi nyata, dekat dan kemungkinan akan lebih buruk,” imbuh dia. (sindo/hm14)
