17.2 C
New York
Sunday, September 29, 2024

Sosiolog USU Soroti Kenakalan Remaja Masa Kini

Medan, MISTAR.ID

Kenakalan remaja, seperti geng motor dan begal memang meresahkan, khususnya bagi masyarakat Kota Medan. Tak sedikit orang menjadi takut dan was-was jika harus pulang larut malam usai bekerja.

Salah pergaulan dan kurangnya pengawasan orang tua diduga menjadi salah satu pemicunya.

Sosiolog Universitas Sumatera Utara (USU), Henry Sitorus Pane mengungkapkan, kenakalan remaja ini bukan secara instan mereka lakukan.

Baca juga:Kapolres Siantar Bentuk Timsus Antisipasi Tawuran, Geng Motor dan Kenakalan Remaja

Menurut Henry, ada 3 tahapan dalam proses sosialisasi yang dilalui oleh manusia, yaitu play stage, game stage dan significant other.

“Fase play stage ini si individu akan mengimitasi lebih banyak perilaku-perilaku yang akan diekspresikan melalui tindakan,” katanya saat ditemui di kampus USU, pada Selasa (25/6/24).

“Misalnya anak perempuan mengimitasi ibu atau kakaknya, sehingga dia lebih sering menggunakan rok ataupun masak memasak. Anak laki-laki mengimitasi ayahnya, sehingga dia menjadi sosok yang maskulin,” imbuhnya.

Setelah fase itu, lanjut Henry, anak mulai mempraktikkan semua perilaku-perilaku yang dipelajarinya, baik itu di sekolah, lingkungan bermain, teman sebaya dan lainnya.

Baca juga:Polres Tanjung Balai Gelar Patroli Subuh Antisipasi Kenakalan Remaja di Bulan Ramadhan

“Masuklah dia ke fase yang kedua yaitu game stage,” jelas  alumni Australian National University ini.

Di fase ini, lanjut Henry, anak akan memperoleh punishment (hukuman) ataupun reward (hadiah) atas perilaku dan tindakannya.

Jika melakukan hal yang positif, maka individu itu akan mendapat reward dari sekitarnya. Tetapi jika melakukan hal-hal buruk atau negatif, maka bakal menerima punishment.

Hal ini, kata Henry, akan mempengaruhi apakah si anak akan meneruskan atau berhenti melakukan tindakan serta perilakunya.

Baca juga:Antisipasi Kenakalan Remaja, Polsek Palipi Sambangi Kedai Biliar

“Misalnya, kalau masuk geng motor, kalau di situ dia mendapatkan banyak reward ya akan terus melakukan itu. Sama halnya dengan maling, ataupun pencuri. Tetapi kalau punishment yang dia terima dan membuat dia jera, dia akan berhenti,” ujar dosen Sosiologi USU ini.

Lebih lanjut dijelaskan Henry, perilaku kenakalan remaja ini menjadi brutal karena ada pemicunya.

Related Articles

Latest Articles