20.4 C
New York
Saturday, September 28, 2024

Judi Online: Dunia Gelap yang Bergerak Senyap

Medan, MISTAR.ID

Indonesia menduduki posisi pertama di dunia sebagai negara dengan nilai transaksi judi online terbesar.

Data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyebutkan, pada kuartal pertama 2024, nilai transaksi judi online di Indonesia mencapai angka Rp 600 triliun.

Pakar Information Technology (IT), Agus Wibowo S menjelaskan, maraknya judi online di Indonesia disebabkan beberapa faktor, yakni akses masuk yang mudah, gencarnya promosi dari penyedia layanan dan kurangnya literasi tentang teknologi.

Baca juga:Pengamat Sosial: Pemerintah Bisa Tuntaskan Judi Online Tanpa Gembar-Gembor

“Masih banyak masyarakat yang tidak percaya permainan game judi online itu bisa disetting oleh penyedia layanan. Mereka masih yakin dan ngotot pada keberuntungan dan keajaiban,” katanya saat dihubungi mistar.id, pada Kamis (20/6/24).

Alumni Universitas Indonesia (UI) yang pernah menangani Information Technology (IT) di salah satu provider ini menyayangkan, banyaknya masyarakat yang terjebak, bahkan tak hanya hidupnya yang hancur tetapi orang sekitarnya juga ikut terdampak.

“Logikanya sederhana, mereka (penyedia layanan judi) membuat situs judi dengan server bagus dan menyewa provider itu membutuhkan dana yang sangat besar. Tujuannya sudah pasti, dari sana bisa meraup untung sebesar-besarnya,” lanjutnya.

Mangsa utama mereka adalah golongan kelas menengah ke bawah. Sebab umumnya, alasan orang berjudi, ingin dapat tambahan uang secara cepat. Hal ini menjadi celah utama mereka untuk menjaring dan menjebak mangsanya.

Baca juga:Layanan Top Up Game Online akan Ditutup, Akademisi: Hal Baik Harus Didukung

“Rata-rata di awal, para pemain pasti diberi kemenangan sebagai umpan. Setelahnya, baru disedot sampai minus. Tapi mereka tetap tidak sadar, rasa penasarannya itu yang buat kecanduan,” tambahnya.

Agus menilai, tren judi tak lagi hanya sebatas hiburan atau tempat mengadu nasib. Lebih parah, sudah semacam profesi, sumber pemasukan utama. Hidup mereka digantung dan diatur oleh sistem yang bisa diubah kapan pun oleh penyedia layanannya.

Judi Jadi Profesi?

Di Indonesia, khususnya Kota Medan, tren judi sudah berkembang sejak dulu. Bahkan bagi sebagian orang, menjadi sumber penghasilan utama. Jenisnya beragam, dari judi kartu, bola sampai slot.

Salah seorang penjudi kawakan asal Kota Medan inisial IH (35), saat dihubungi mistar.id menjelaskan, judi online kemunculannya sudah ada sejak 1990-an. Namun di Kota Medan, baru marak tahun 2010-an. Saat itu era judi poker dan bola mewabah, warung internet (warnet) dipadati para penjudi.

Baca juga:Satgas Judi Online, Pengamat: Berantas Bandar Besar Dulu

“Untuk judi bola, walau online, saat itu masih pakai agen, karena orang belum melek transaksi online, jadi pakai sistem titip agen dan dipotong beberapa persen tiap transaksi. Kalau poker, jual beli chip pakai akun Facebook. Ada beberapa titik di Kota Medan untuk ‘bongkar pasang’ chip-nya,” ungkap dia.

Setelah itu hingga 2018, IH melanjutkan, makin banyak jenis judi yang populer, terutama jenis kartu, seperti kiu kiu, ceme, baccarat, blackjack dan lainnya.

Related Articles

Latest Articles