Jakarta, MISTAR.ID

Menghadapi dampak El Niño, Kementerian Pertanian menyiapkan enam provinsi sebagai penyangga pangan utama.

Itu disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo setelah rapat terbatas tentang antisipasi dampak El Niño.

Di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/7/23), dia menyatakan, “Kementan sudah mempersiapkan enam provinsi yang akan menjadi penyangga utama El Nino. Kemudian empat (provinsi) di antaranya adalah pendukung.”

Baca juga : El Nino Harus Jadi Perhatian, BI Sumut: Fokus Sektor Pertanian

Dijelaskannya bahwa wilayah yang memiliki lahan gambut dipilih sebagai penyangga utama makanan karena tanahnya mengandung banyak air.

Dia menyatakan bahwa ada tiga (provinsi) di Jawa, kemudian Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, dan sedikit Kalimantan Selatan.

Ia menekankan bahwa semua pihak di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota harus bekerja sama untuk mengantisipasi dampak El Niño.

Kita akan mengambil tindakan bersama pada bulan Agustus. Dia berkata, “Kita berharap kurang lebih lima ratus ribu hektare energi baru atau yang digerakkan oleh kita, menghadapi El Nino.”

Dalam hal ini, Syahrul menyatakan bahwa stok beras dalam kondisi aman. Namun, dia mengatakan bahwa stok harus dioptimalkan lagi untuk mengantisipasi efek El Niño.

Dia menyatakan, “Kami telah memanen lebih dari 800 ribu hektare hingga Juli ini. Kami masih memanen lebih dari 800 ribu hektare hingga Agustus.”

Kita masih memiliki stok lebih dari 2 juta, tetapi kita bisa terlambat.

Baca juga : Konflik dan Cuaca Eskrem jadi Ancaman Pangan Akut Puluhan Negara

Menurutnya, pertemuan itu juga membahas ketersediaan ayam dan telur selain beras. Mentan melaporkan bahwa stok kedua produk makanan tersebut dalam kondisi aman kepada Presiden.

Dia mengatakan, “Ayam (stok) kita masih 3,7 juta, yang kita makan 3,6 (juta) artinya oke. Telor kita seperti itu, ya katakan sekian juta.”  (KBRN, hm19)