Medan, MISTAR.ID

Effendi Simbolon mengaku akhirnya menerima amanah sebagai Ketua Yayasan Universitas HKBP Nommensen (UHN), setelah hampir sebulan lebih mempertimbangkan keputusan yang diberikan oleh Sinode HKBP tersebut.

Lanjut Effendi, keputusannya semakin jelas saat anaknya menceritakan sejarah UHN yang berawal pada 7 Oktober 1954. Serta motto yang diusung yaitu ‘Pro Deo et Patria’ yang artinya Bagi Tuhan dan Ibu Pertiwi.

“Saya kemudian terenyuh, mungkin ini panggilan bagi saya. Saya tidak lagi di politik, karena sudah selesai. Sudah dipecat,” katanya kepada awak media sembari tersenyum kecil, Senin (24/2/2025).

Kini, dengan kepemimpinan baru, Effendi dan jajaran pengurus Yayasan UHN berkomitmen untuk membawa universitas ini ke arah yang lebih baik.

“Dari 20 pengurus, semuanya kompak. Jadi kita datang untuk memberi, bukan untuk mengambil. Ini sudah kesepakatan dan sesuai amanat,” ucapnya.

Meski begitu, Effendi menyadari bahwa upaya membangun kembali kejayaan UHN tidak dapat hanya bergantung pada internal HKBP saja. Ia berharap ada peran serta dari pemerintah dalam mendukung keberlanjutan dan pengembangan universitas ini.

“Sebagaimana BUMN juga punya PMN (Penanaman Modal Negara), mengapa tidak di sektor pendidikan yang sudah hampir 71 tahun ini pemerintah menempatkan juga PMN-nya,” tutur Effendi.

Sebagai langkah awal, Effendi dan tim berencana untuk terlebih dahulu merumuskan strategi di internal HKBP sebelum melangkah ke pemerintah. Ia meminta waktu setidaknya 3 hingga 6 bulan untuk memulai perubahan yang diharapkan.

“Jadi mohon waktu, mohon sabar. Ini hari pertama kita mau mulai langkah,” ucapnya. (susan/hm18)