10.4 C
New York
Saturday, April 20, 2024

BI Naikkan Suku Bunga Acuan

Jakarta, MISTAR.ID
Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan. Hasil Rapat Dewan Gubernur yang berlangsung dua hari terakhir memutuskan suku bunga BI 7 days reverse repo rate naik sebesar 25 basis point menjadi 5,75%. Suku bunga Deposit Facility sebesar 5%, dan suku bunga Lending Facility ada di 6,50%.

Kepala Ekonom BCA David Sumual menyebut, saat ini kondisi likuiditas perbankan masih sangat baik. Apalagi, dengan adanya aturan revisi Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang di keluarkan pemerintah dan instrumen BI lainnya dengan imbal hasil yg menarik, harapannya likuiditas makin baik lagi.

“Sehingga keperluan untuk kenaikan suku bunga terlalu tinggi juga ini tidak terjadi. Walaupun saya melihat karena BI sudah melakukan kebijakan pengetatan moneter ujung-ujungnya juga pasti akan ada pengaruh suku bunga tadi,” ujar David, dikutip Senin (23/1/23).

Baca juga:Uang Miliaran Rupiah Milik Nasabah Bank Sumut Raib dari Tabungan, Ini Kata Poldasu

David menyebut, peran perbankan saat ini akan dilibatkan dalam hal menyerap likuiditas DHE agar likuiditas valas semakin baik. Apalagi, BI sudah menetapkan beberapa kebijakan insentif untuk perbankan terkait RPIM maupun GWM yang juga membuat instrumen tersebut menjadi menarik bagi perbankan.

“Kita berharap likuiditas valas ini semakin baik. Karena tahun lalu kita tau data terakhir itu permintaan kredit valasnya sangat tinggi hampir 17% sedangkan pertumbuhan dananya reaktif rendah hanya sekitar 8%,” tuturnya.

Menurutnya, sudah sewajarnya dana hasil ekspor masuk ke dalam negeri agar dapat menambah likuiditas. Sehingga, meskipun terjadi kenaikan auku bunga akibat pengetatan kebijakan moneter tadi kenaikan tidak akan tinggi.

“Sehingga masih bisa menopang pertumbuhan ekonomi kita kedepannya. Arah pertumbuhan saya pikir masih mirip dengan tahun 2022 kisaran 5% masih bisa dicapai,” sebutnya.

David menambahkan, bicara tentang pertumbuhan ekonomi tahun ini masih dapat terjaga karena sektor-sektor yang sebelumnya mendapat hantaman akibat pandemi berangsur-angsur mulai puluh.

Baca juga:Strategi Komunikasi Dukung Kinerja Bisnis Bank BTN Head of Corporate

“Jadi beberapa sektor yang turun cukup dalam selama pandemi seperti akomodasi dan restoran itu kita lihat sudah pulih sangat baik bahkan di akhir tahun trennya diatas prapandemi dari sisi omzet,” imbuhnya.

Kemudian, terkait sektor komoditas juga memiliki prospek positif meskipun komoditas tertentu trennya sedang mengalami penurunan sejak pertengahan tahun lalu. Tapi beberapa komoditas ini masih relatif sedikit lebih tinggi angkanya dibandingkan posisi sebelum pra pandemi.

“Apalagi kita bicara batu bara harganya masih relatif lebih tinggi,” imbuhnya.

“Lalu sektor manufaktur lain juga banyak walaupun memang ada beberapa negara yang mengalami perlambatan karena permintaan global yang melemah,” pungkasnya. (cnbc/hm06)

Related Articles

Latest Articles