16.9 C
New York
Wednesday, May 29, 2024

Akhir Pekan, IHSG Diproyeksikan Melemah dan Rupiah Berpotensi Menguat

Medan, MISTAR.ID

Memasuki akhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Asia banyak yang diperdagangkan di teritori negatif pada perdagangan hari ini. Namun, untuk Rupiah diproyeksikan menguat.

Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut) Gunawan Benjamin mengatakan, memburuknya kinerja bursa saham di Asia tidak terlepas dari pupusnya harapan pasar pada pertemuan APEC, yang diperburuk dengan terkontraksinya pertumbuhan ekonomi Jepang.

“Seperti perdagangan kemarin, IHSG pada hari ini diproyeksikan akan bergerak dalam rentang yang tidak jauh berbeda dibandingkan sebelumnya. IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentag 6.870 hingga 6.930 pada perdagangan hari ini. IHSG berpeluang melemah dan rawan dilanda aksi profit taking (praktik menjual aset),” ujarnya, Jumat (17/11/23).

Baca Juga : Pasar Keuangan Bergerak Sideways Sepekan ke Depan

Sementara itu, kata Gunawan, pada sesi pembukaan perdagangan hari ini, IHSG ditransaksikan melemah di kisaran level 6.943. Namun berbeda dengan IHSG, kinerja mata uang Rupiah justru berpotensi menguat tajam pada perdagangan hari ini.

“Secara teknikal memang Rupiah harus melewati level psikologis 15.500. Namun dengan melemahnya yeld US treasury pada hari ini membuka peluang bagi Rupiah untuk mendekati level 15.300 per US Dolar. US 10-YR pada pagi ini berada di level 4.433%, dan mata uang Rupiah terpantau mengalami penguatan di kisaran level 15.515 pada sesi pembukaan perdagangan,” jelasnya.

Sejauh ini ekspektasi kenaikan imbal hasil US Treasury kian memudar seiring dengan rilis data inflasi dimana AS akan semakin dekat dengan kemungkinan menahan besaran bunga acuannya.

Baca Juga : Jelang Batas Akhir Pendaftaran Capres, Pasar Keuangan Melemah

Peluang untuk menaikkan suku bunga acuan kian mengecil. Terlebih harga minyak mentah dunia juga mengalami penurunan belakangan ini, yang kian melemahkan ekspektasi laju tekanan inflasi ke depan.

“Sementara itu, harga emas dunia terpantau mengalami penguatan ke level $1.985 per ons troy. Tren suku bunga acuan yang diproyeksikan mulai akan dipangkas di tahun depan memicu ekspektasi membaiknya harga emas dunia. Dan dalam jangka pendek harga emas akan sangat sensitive dengan perubahan tensi geopolitik di banyak negara,” tukasnya. (anita/hm24)

Related Articles

Latest Articles