18.6 C
New York
Thursday, September 26, 2024

IRT Paruh Baya Belajar Otodidak Buat Kue Kering

Medan, MISTAR.ID

Rini Purwanti, merupakan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang saat ini bergerak di bidang kue-kue kering.

Ibu rumah tangga yang kini menginjak usia 60 tahun ini mengaku awalnya ia hanya memasak kue untuk dikonsumsi oleh keluarga saja.

“Waktu masa pandemi, anak saya ada upload foto kue buatan saya ke instagram. Lalu ada temannya yang mau pesan. Makin lama berkembang, anak saya sambil bantu-bantu nganterin pesanan dulunya semasa dia kuliah,” katanya kepada Mistar.id, Kamis (26/9/24).

Usaha yang bermerek Canna Kitchen ini memiliki beberapa jenis kue yakni, Cheese Stick, Cookies, Kue Kacang, Nastar dan lainnya.

Lanjutnya, cheese stick merupakan produk yang paling banyak diminati. Rini bisa memproduksi hingga 80 pcs baik dalam toples maupun kemasan pouch. Namun untuk hari besar seperti Lebaran dan Natal, permintaan kue kering lainnya seperti nastar dan kue kacang justru meningkat.

Baca juga: Final Sepakbola Piala Forkopimda Sergai, Pelaku UMKM Senang Meraup Keuntungan

“Saya nggak berani buat produksi banyak-banyak. Selain membuat sesuai permintaan, saya juga masukkan produk ke Rumah BUMN Medan, ke PLUT KUMKM Medan (Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) maupun hotel,” lanjutnya.

Untuk hari-hari biasa, ia hanya memiliki satu orang untuk membantunya membuat kue. Sementara pada hari besar, ia akan menambah orang. Rini mengaku akan menghabiskan waktu untuk membuat kue dari jam 05.00 WIB hingga 02.00 WIB pada hari besar.

“Oven saya kecil, jadi untuk produksi itu terbatas. Contohnya kalau ada pesanan banyak, seharusnya kalau ada oven besar saya bisa menghemat waktu seperti hari-hari besar. Saya harus nabung dulu lah untuk beli oven yang lebih besar lagi,” ucapnya sambil tertawa kecil.

Belajar otodidak dengan pengalaman kegagalan membuat adonan berkali-kali, kini jenis kue jualan Rini mulai bertambah dan dengan varian harga yang berbeda-beda. Dimulai dari puding dengan harga Rp 3.500 hingga kue kering seharga Rp 180.000.

Baca juga: Eva Harlia, Pelaku UMKM dari Sergai Berhasil Ekspor Pandan Laut ke Eropa

Meski ia mengaku gagap teknologi (gaptek), Rini banyak belajar dari kumpulan maupun komunitas UMKM yang diikutinya.

“Saya sebenarnya juga masih kurang fokus. Karena saya juga masih sambil menemani Ibu saya yang sudah berumur 88 tahun. Memang dia masih bisa sendiri, tapi saya menemani saja, memperhatikan,” tuturnya.

Ibu tiga anak ini juga berpesan, agar para ibu jangan merasa sendiri. Setiap orang memiliki masalah dan kesusahannya sendiri. Ia bahkan juga merasa senang karena masih ada orang-orang yang mau turun tangan membantu para UMKM.

“Ternyata kita itu harus terus berkarya. Usia itu jangan buat kita jadi diam di rumah. Jangan kita stagnan di situlah gitu. Kita juga bisa berbagi dengan ibu-ibu yang lain, kalau kita merasa sendiri ternyata kita tidak sendiri,” pungkasnya.

“Saya berharap, semakin banyak yang kenal Canna Kitchen, makin berkembang. Kedepannya juga saya pengen buat parsel-parsel begitu. Dengan harga yang bagus dan kualitas yang bagus juga,” sambungnya lagi. (susan/hm20)

Related Articles

Latest Articles