7.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Setelah Turki dan Suriah, Indonesia Diramal Kena Gempa Besar

Jakarta, MISTAR.ID

Ribuan jiwa menjadi korban meninggal di Suriah dan Turki baru-baru ini, setelah kedua negara diguncang gempa bumi besar bermagnitudo 7,8.

Gempa tersebut merupakan yang terkuat sejak gempa yang juga berkekuatan 7,8 Skala Richter menerjang Provinsi Erzincan pada 1939 dan merenggut 30.000 nyawa.

Siapa sangka, bencana alam ini sebelumnya juga sudah diprediksi oleh ahli kegempaan asal Belanda bernama Frank Hoogerbeets. Ia pun kembali memberikan memprediksi potensi gempa di beberapa wilayah di dunia.

Baca Juga:Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Tembus 41 Ribu Orang

Hoogerbeets menyebutkan gempa besar akan mengguncang di sejumlah wilayah Indonesia pada awal Maret.

Dia menyebutkan gempa akan melanda wilayah Indonesia dengan kekuatan hingga magnitudo 8. Wilayah yang berpotensi gempa besar tersebut adalah Sulawesi, Halmahera dan Laut Banda.

“Daerah yang terkena dampak dapat membentang ribuan kilometer, dari Semenanjung Kamchatka dan Kepulauan Kuril di Timur Jauh Rusia, sampai ke Filipina, Sulawesi, Halmahera, mungkin Laut Banda, Indonesia,” kata Hoogerbeets.

Para ahli gempa lain pun bereaksi untuk mengomentari prediksi gempa tersebut. Irwan Meilano, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) Institut Teknologi Bandung (ITB), menjelaskan para pakar kegempaan cukup berhati-hati untuk tidak mengatakan soal prediksi gempa. Dia mengatakan mereka memiliki kode etik untuk membicarakannya.

Alih-alih mengatakannya sebagai prediksi, mereka yang bekerja di bidang kegempaan akan menyebutnya sebagai potensi.

“Kami pakar gempa berhati-hati untuk tidak mengatakan prediksi. Kita hanya bicara potensi,” katanya sebagaimana dikutip, Minggu (12/3/23).

Menanggapi pernyataan Hoogerbeets, Irwan menjelaskan prediksi terjadi gempa di wilayah tersebut mungkin terjadi. Alasannya karena di sana merupakan wilayah yang sangat aktif.

“Kalau gempa terjadi benar nih prediksinya. Ya karena wilayah Indonesia potensinya tinggi,” jelasnya.

“Tapi kemudian kita biasanya berhati-hati tidak menyebutkan sebagai prediksi, tapi menyebutkan sebagai kata potensi,” sebutnya. (cnbc/hm12)

Related Articles

Latest Articles