Pematang Siantar, MISTAR.ID
Maraknya pinjaman online (pinjol) yang dilakukan masyarakat dinilai karena perilaku mereka sendiri. Pasalnya, mereka lebih memilih dalam melakukan peminjaman uang dengan secara mudah, instan dan cepat.
Pengamat Ekonomi Universitas Simalungun, Darwin Damanik mengatakan, pinjaman online sangat diminati masyarakat karena kemudahan persyaratan yang diberikan. Ditambah lagi masyarakat kita umumnya sifatnya didominasi oleh kesenangan gaya konsumtif yang tinggi.
“Mudahnya persyaratan melakukan peminjaman secara online menjadi tolak ukur untuk meminjam uang. Padahal, pinjaman melalui online sangat beresiko tinggi dan akan merugikan bagi masyarakat untuk ke depannya,” ujarnya, Selasa (16/1/24).
Dikatakan Darwin, biasanya peminjaman melalui perbankan syaratnya lebih ketat dibandingkan pinjaman online, yang hanya membutuhkan persyaratan menggunakan identitas KTP saja.
“Jadi, apabila masyarakat membutuhkan peminjaman uang otomatis tanpa berfikir ke depannya,” katanya.
Baca Juga :Â 2023, Ini Jumlah Investasi Bodong dan Pinjol Ilegal Diblokir OJK
Dia menambahkan, dengan maraknya pinjaman online saat ini perlu adanya edukasi maupun sosialisasi kepada masyarakat . Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak terjerumus dalam melakukan pinjaman.
Menurut dia, resiko dan penyebab yang mempengaruhi sesorang untuk terlibat dalam pinjol, yaitu gaya konsumtif masyarakat, tingkat ekonomi yang rendah, literasi Keuangan masyarkat yang rendah, kemudahan administrasi yang ditawarkan.
“Satu sisi positif dari pinjol yaitu pinjaman yang dilakukan masyarakat untuk modal yang produktif mampu membantu masyarakat dalam perekonomiannya. Pinjaman online ini dapat membantu percepatan digitalisasi ekonomi di suatu negara, sehingga pemerintah perlu memperhatikan dengan serius hal tersebut sehingga perekonomian negara akan bertumbuh,” ucapnya.
Ia mengatakan, perusahaan pinjol sebagai bagian dari Financial Technology (Fintech) Fintech hadir sebagai platform penyedia pinjaman, semua proses dilakukan secara online, teknologi pembayaran secara massal, fintech dapat mengecek pembayaran, teknologi memungkinkan pembayaran semakin mudah. (abdi/hm24)
