22.9 C
New York
Monday, May 27, 2024

Harga Kentang di Siantar Bertahan Rp16.000 per Kg, Ini Penyebabnya Kata Pedagang

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Harga sayuran di pasar tradisional di Kota Pematang Siantar mulai stabil, pasca kenaikan luar biasa hingga 100 persen lebih sejak jelang Natal dan Tahun Baru 2023. Namun tetap ada jenis sayuran yang mengalami lonjakan harga.

Salah satunya adalah kentang yang terpantau masih mahal hingga Selasa (28/2/23). Untuk semua jenis komoditas kentang, rata-rata mengalami kenaikan harga hingga 50 persen dari harga sebelumnya.

Seperti yang dikatakan salah seorang pedagang sayur di Pasar tradisional Dwikora, Rita Sibarani. Saat ini kentang dijualnya paling mahal Rp16 ribu per kilogram, yakni kentang merah.

Baca Juga:Harga Sayuran Mulai Normal, Cabai Merah Masih Mahal di Siantar

“Harga kentang ini masih bertahan Rp16.000 per kilogram (kg) dari harga normal Rp10.000 hingga Rp12.000 per kg. Yang paling murah kentang kecil di harga Rp8.000 dari biasanya Rp5.000 per kg,” ucapnya.

Menurut Rita, kenaikan ini disebabkan pasokan dua komoditas sayuran tersebut yang menurun. Biasanya, pengiriman kentang lumayan banyak. Sehingga harga komoditas tersebut terpaksa dinaikkan oleh para pedagang. “Pasokannya kurang jadi harganya naik. Banyak petani mengeluh karena tingginya harga obat ataupun pupuk yang mahal sekarang,” tuturnya.

Pengakuan Rita itu tak jauh beda dengan pendapat pedagang lain, Nando Simanjuntak. Pria yang mengaku masih kuliah di Universitas Simalungun ini menyebutkan bahwa harga hasil tanaman petani tidak lagi bersahabat dengan harga pupuk yang terus melambung tinggi, sehingga pendapatan yang diperoleh petani merosot.

Baca Juga:Harga Sayuran di Siantar Turun, Stok Kini Melimpah

“Kentang ini memerlukan pupuk, sementara harga panen tidak stabil, sehingga membuat petani mengerutkan dahi karena harga pupuk dan harga panen tidak sesuai harapan. Jadi, banyak petani yang beralih ke tanaman lainnya. Kalaupun ada yang bertahan, sedikit,” ungkap Nando.

Selain itu, lanjut dia, waktu panen bersamaan dengan wilayah lainnya secara serentak, sehingga hasil panen petani tersebut meledak. Barang di pasaran menjadi banyak. Di sinilah bisa jadi mempengaruhi harga tanaman petani menurun.

“Kalau bisa, supaya pemerintah ini, khususnya Dinas Pertanian segera turun ke lapangan melihat kondisi yang saat ini dialami petani dan pengusaha pupuk. Kami pun tak mau jual mahal-mahal, karena pembeli jadi malas membeli banyak,” pungkas pria yang mengambil jurusan Pertanian ini.(yetty/hm15)

Related Articles

Latest Articles