22.5 C
New York
Friday, September 27, 2024

Harga Beras Naik, Pengusaha Rumah Makan Menjerit dan Bingung 

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Dampak kenaikan harga beras membuat kalangan pengusaha rumah makan tertekan. Jeritan mereka bertambah karena dalam waktu bersamaan kebutuhan pokok lainnya seperti daging hingga cabai, juga semakin mahalnya. Sementara untuk menaikkan harga makanan yang mereka jual sulit dilakukan.

Juli, pemilik Rumah Makan Minang Aur Kuning, Jalan Sisingamangaraja, tepatnya di depan gerbang pintu masuk Universitas Simalungun (USI) mengatakan, setiap harinya ia membutuhkan 10 -15 kilogram  beras jenis premium. Dengan naiknya sejumlah bahan makanan maka ia harus merogoh kocek lebih dalam.

“Sekarang harga beras itu naik Rp 5000 -7000 yang ukuran 10 kg. Tipis untungnya, hanya untuk operasional saja ini untungnya. Biasanya bisa menabung sedikit, ini untung pas-pasan, ” ujar Juli kecewa, Jumat (11/8/23).

Baca juga: Harga Beras Naik, Pendapatan Warung Nasi di Medan Menurun

Terkadang, Juli mengaku sampai bingung atas harga beras yang terus bergerak naik. Beras yang biasanya dibeli seharga Rp 115.000 per 10 kg, kini menjadi Rp 122.000. Ia pun tidak serta merta menaikan harga jual makanan per porsinya karena akan kehilangan pelanggan.

“Kalau mau menaikkan harga dagangan dengan harga pasar sangat tidak mungkin. Karena jika harga dinaikkan tentunya akan berimbas, pembeli akan berkurang. Apalagi ini kawasan sekolah, banyak mahasiswa yang makan. Tau sendirilah, mereka kan gak punya banyak uang,” tutur Juli.

Masih kata Juli, terkadang para mahasiswa itu suka membandingkan harga dengan rumah makan lainnya. Menurutnya, harga yang saat ini dipatok nya untuk dagangan sudah termasuk murah.

“Kami menjual nasi sebungkus komplit dengan lauknya itu tergantung pada apa yang diinginkan pembeli. Disini paling rendah Rp 12.000 hingga 15.000 per porsi nya. Itupun terkadang ada yang minta diskon, padahal hanya membeli dua bungkus saja,” keluh Juli.

Baca juga: Harga Beras Naik dan Minyak Goreng Mulai Langka, Polisi di Siantar Lakukan Pengawasan

Tak jauh beda dengan Putra. Pemilik rumah makan lainnya yang bernama Masakan Padang Klaras, yang beralamat di Jalan Kartini ini ikut menjerit kena dampak naiknya harga beras. Putra menilai kenaikan harga beras semakin menyusahkan masyarakat menengah ke bawah.

“Bayangkan aja, harga beras yang saya beli naik Rp 50 ribu menjadi Rp 360.000 per sak (ukuran 30 kg, red). Setiap hari kalau tidak ada pesanan, kami bisa menghabiskan hampir 2 sak beras. Berapa lagi saya merogoh kocek untuk menambahi biaya beli beras ini,” kata Putra.

Bahkan, Putra tidak berani untuk menaikan harga jual pada makanan yang ia jual. Hal itu dilakukannya, untuk mewaspadai jangan sampai berkurang pelanggan untuk makan di tempatnya. “Tidak mungkin saya menaikkan harga makanan ini. Mau tak mau, saya terpaksa untuk mengurangi keuntunganlah. Apalagi saya juga harus memikirkan biaya operasional yaitu sewa tempat,” ungkapnya.

Baca juga: Harga Beras Naik, Warga Sergai Mulai Resah

Terkadang, ada sebagian warteg yang mulai menyiasatinya dengan menurunkan porsinya agar tak terlalu rugi, namun Putra tetap seperti biasanya. Ia tidak ingin pelanggannya berkurang. Harga per porsinya tetap tidak ada kenaikan. “Gimana caranya mau menaikkan harga, kalau saya naikkan pastinya para pelanggan akan pergi,” kata dia.

Menurut dia, kenaikan harga beras tersebut sangat memberatkan usaha warung makan miliknya. Ia pun berharap pemerintah segera menurunkan harga beras serta harga bahan pokok lainnya.

“Kami akan tetap bertahan untuk berjibaku dengan keadaan, sembari berharap ada mukjizat, siapa tahu ada jalan keluarnya dari pemerintah daerah,” pungkas Putra. (yetty/hm17)

Related Articles

Latest Articles