Pematangsiantar, MISTAR.ID

Sri Tamika, 33 tahun, jemaah calon haji wanita termuda asal Kota Pematangsiantar menggantikan sang nenek yang telah meninggal. Almarhum neneknya sudah mengantre haji selama 8 tahun.

Namun karena pandemi membuat si nenek harus menunda keberangkatan selama dua tahun lagi. Sehingga, masa tunggunya mundur hingga 10 tahun.

Pasca diumumkan ada pemunduran keberangkatan, si nenek merasa sedih karena sudah berharap bisa berangkat pada 2020. Meski begitu, Sri selalu membesarkan hati neneknya.

Tahun lalu, nenek Sri sudah mendapat panggilan menjadi calon haji cadangan. Meski belum pasti berangkat karena masih status cadangan, si nenek segera melunasi biaya hajinya.

Kemudian, berbagai kelengkapan haji sudah siap. "Hingga koper dan barang lainnya juga sudah dapat. Nenek saya beri tahu kalau kemungkinan berangkatnya pada 2025. Saat itu, nenek tidak sedih lagi,” kata Sri.

Setelah meninggal, Sri bersama keluarga bermusyawarah untuk memutuskan siapa yang dapat menggantikan neneknya berhaji. Sri mengaku belum berpikir untuk haji.

Menurut Sri, proses menggantikan neneknya cukup cepat dan dipermudah. Di sisi lain, berangkat haji menggantikan neneknya menjadi berat saat mengingat bagaimana neneknya terus menabung agar bisa berangkat haji.

"Saya ibarat tinggal bawa badan saja karena sudah dilunasi dan barang keperluannya sudah dibeli nenek. Sekarang semua itu saya yang memakai," kata dia, tak kuasa menahan tangis.

Sri termasuk dalam kloter tujuh dari Pematangsiantar. "Bisa berangkat berhaji tapi perasaan campur aduk. Rasanya belum usai sedihnya sudah harus berangkat," ucapnya. (abdi/hm20)