9.3 C
New York
Friday, October 18, 2024

Lindungi Orangutan Tapanuli, BBKSDA Sumut Kawal Pembangunan PLTA di Batang Toru

Medan, MISTAR.ID

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara (Sumut) bersama Non Governmental Organization (NGO) seperti Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC) masih terus mengawasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) agar tak merusak habitat orangutan Tapanuli yang berada di wilayah Batang Toru.

Perwakilan BBKSDA Sumut, Dede S Tanjung menyampaikan pihaknya memastikan pembangunan PLTA memiliki unit untuk memonitoring dan mempunyai ruang edukasi untuk pemberdayaan masyarakat.

“Artinya di sini kami mengawal perlindungan satwa liar khususnya orangutan dalam pembangunan PLTA di Batang Toru,” ujarnya dalam acara simposium beasiswa orangutan Tapanuli di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sumatera Utara (USU), Jumat (18/10/24) sore.

Baca juga : BBKSDA Belum Ambil Langkah Usai Penangkapan Harimau Sumatera

Pendiri YOSL-OIC, Panut Hadisiswoyo menyampaikan pembangunan PLTA ini bernilai dua sisi yakni berdampak negatif dan positif.

“Tapi bagi kami, yang terpenting bagaimana membantu pemerintah untuk mengatasi atau memitigasi potensi-potensi konflik insiden atau interaksi negatif dalam pembangunan PLTA. Jadi ini menjadi tanggung jawab kami, namun kami tidak mau hanya fokus pada solusi hilirnya saja tapi juga memberikan gambaran agar tidak berdampak pada habitatnya juga,” jelasnya.

Dikatakannya, area PLTA tersebut memang merupakan daerah jelajah orangutan Tapanuli dan memiliki kepadatan yang cukup tinggi, sehingga dalam pembangunan ini memiliki banyak konflik walaupun sudah memiliki izin.

Baca juga : BKSDA Sumut Terima Satu Individu Orangutan Sumatera dari Jawa Barat

“Kami juga melakukan engagement seperti penyelamatan orangutan yang terdampak akibat aktivitas manusia di sana dan melakukan mitigasi misalnya seperti kebudayaan masyarakat di daerah PLTA,” ucapnya.

Selain itu, improvisasi lainnya dengan melakukan promosi wilayah tersebut menjadi koridor orangutan Tapanuli sehingga bisa jadi daya dukung sebagai habitatnya atau dijadikan sebagai konservasi. (dinda/hm18)

Related Articles

Latest Articles