17.2 C
New York
Thursday, November 7, 2024

Penegakan Tak Serius, Begal Kembali Marak di Kota Medan

Medan, MISTAR.ID

Akhir-akhir ini aksi tindak pidana pencurian dengan kekerasan (curas) atau begal kembali marak di Sumatera Utara (Sumut) khususnya Kota Medan yang menyasar pada sopir ojek online (ojol).

Teranyar, sopir taksi online bernama Khairul Putra Harahap menjadi korban begal di Jalan Imam Bonjol tepatnya di dekat Hotel Danau Toba Medan pada Senin (4/11/24) dini hari. Leher Khairul digorok oleh penumpangnya sendiri dan mobilnya dilarikan.

Hal tersebut menuai sorotan dari pengamat hukum, Irvan Saputra. Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan itu mengatakan, salah satu pemicu maraknya begal di Kota Medan karena penegakan hukum di Sumut yang masih belum serius.

Baca juga:Polda Sumut Tangkap 5 Begal Sadis di Medan, 1 Ditembak

“Penegakan hukum di Sumut khususnya Kota Medan masih belum serius terkait dengan penindakan ataupun pencegahan mengenai adanya begal ataupun potensi begal dari aparat penegak hukum (APH),” sebutnya saat dihubungi Mistar, Kamis (7/11/24).

Selain itu, lanjut Irvan, pemerintahan setempat, kelurahan, dan kecamatan juga masih belum serius dalam mendeteksi potensi-potensi akan adanya aksi pembegalan di wilayah Kota Medan.

“Bukankah para begal yang akan melakukan aksi bejatnya terlebih dahulu berkumpul di satu titik atau berdiskusi ataupun merencanakan kegiatannya? Ini harusnya dapat dideteksi dengan adanya patroli rutin yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas, Babinsa, ataupun unsur-unsur kelurahan lainnya,” jelasnya.

Di samping itu, kata dia, patroli rutin juga harus digalakkan oleh aparat kepolisian. Dikatakan Irvan, mustahil polisi tak bisa mendeteksi adanya potensi pembegalan, karena jumlah personel yang terbilang tak sedikit.

Baca juga:Polsek Deli Tua Bungkam Soal Kasus Begal di Medan Johor yang Belum Terungkap

“Menurut hemat kita adalah lemahnya ekonomi masyarakat. Hari ini Kota Medan seyogianya masih belum banyak memberikan lapangan kerja kepada masyarakat. Hal ini ditandai dengan orang-orang masih berlomba-lomba mendaftar pekerjaan, banyak mahasiswa yang tamat dan belum bekerja daripada yang bekerja,” ucapnya.

Tak hanya itu, sambung Irvan, peredaran narkoba juga menjadi salah satu penyebab dan pemicu maraknya aksi kejahatan. Ia pun mengatakan, saat ini tidak ada kelurahan atau desa di Sumut yang terbebas dari peredaran narkoba.

“Belum ada di Sumut saat ini di kelurahannya bebas narkoba. Ini menjadi pemicu, karena pelaku-pelaku kejahatan sering kali sebelum melakukan aksinya itu menggunakan narkoba untuk kepercayaan dirinya dan merasa tidak ada rasa takut,” sebutnya.

Kemudian, dikatakan Irvan, judi online (judol) yang lagi marak saat ini juga menjadi pemicu meningkatnya kriminalitas. Katanya, akibat judol perekonomian masyarakat menjadi hancur.

Baca juga:Kronologi Driver Ojol Dibegal di Jalan Binjai

“Ini juga menyebabkan perekonomian masyarakat hancur bahkan orang yang kecanduan judol bisa meminjam-minjam uang orang lain dan akhirnya ketika tidak bisa mengembalikan uang tersebut dia melakukan langkah-langkah pintas berupa kejahatan,” terangnya.

Untuk menumpasnya, kata Irvan, harus dilakukan pencegahan dan penindakan secara tegas dengan tetap menghormati hak asasi manusia (HAM) terhadap para pelaku begal.

“Ini harus dilakukan oleh pihak-pihak kepolisian. Harus adanya patroli, adanya pemetaan. Ini juga menjadi tanggung jawab kepala daerah dan harus segera direspons, karena ini berkaitan dengan hak HAM dan sudah dijamin oleh konstitusi,” pungkasnya. (deddy/hm17)

Related Articles

Latest Articles