Pertumbuhan Pasar Modal di Sumut Capai Rp2,28 Triliun


Ilustrasi pertumbuhan pasar modal. (f: ist/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Pengumpulan dana melalui emisi pasar modal dari perusahaan di Sumatera Utara (Sumut) mencapai Rp2,28 triliun.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara, Khoirul Muttaqien, mengatakan pengumpulan dana tersebut mengikutsertakan 11 perusahaan yang melibatkan Initial Public Offering (IPO).
"Satu perusahaan menerbitkan obligasi dan lima entitas usaha memanfaatkan skema pendanaan kolektif," katanya melalui pesan tertulis, Rabu (12/3/2025).
Dia mengatakan, OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengidentifikasi satu perusahaan dari sektor pendidikan yang berpotensi IPO di Sumut 2025. "Jumlah emiten saham yang naik, diharapkan bisa mendorong dinamika investasi lokal dan memperkuat ekosistem pasar modal di tingkat daerah," ucapnya.
OJK terus berikan dukungan kepada perusahaan sawit di Sumut untuk lakukan IPO. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mengembangkan komoditas sawit.
"Didasari bursa, perusahaan dapat meningkatkan akses pendanaan yang lebih luas dan transparan. Kemudian dapat mendukung ekspansi bisnis dan meningkatkan saya saing industri sawit di pasar global," ujarnya.
Pasar modal telah menunjukkan pergerakan yang cukup signifikan dari segi keuangan. "Sejalan dengan kemajuan teknologi dan penyediaan informasi keuangan," tuturnya.
Khoirul mengatakan, terdapat 615,28 single investor identification (SID) di Sumut per Desember 2024, atau tumbuh sebesar 11,23 persen secara year on year (y-o-y).
"Instrumen investasi seperti reksadana menjadi pilihan dominan dengan jumlah investor terbanyak, yakni 578.608. Pertumbuhan rekening tertinggi adalah saham yaitu 20,94 persen y-o-y," katanya.
Dari golongan umur, distribusi rekening SID terbesar di Sumut berada di umur 18 sampai 25 tahun atau generasi Z, yaitu 33,92 persen dari total SID.
"Lalu usia 26 hingga 30 tahun, irisan antara generasi Z dan milenial, yaitu 23,52 persen. Golongan 31 hingga 40 sebesar 24,19 persen. Golongan 41 hingga 100 paling kecil yaitu 18,37 persen," ucapnya.
Distribusi tersebut mencerminkan peran dominan generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa demografi muda menjadi kunci penggerak utama pertumbuhan pasar modal di Sumut.
"Jumlah saham yang dimiliki investor tumbuh 6,16 persen secara y-o-y. Dari jenisnya, kepemilikan saham dari investor berjenis institusi tumbuh 53,40 persen y-o-y," ujarnya.
Perdagangan saham di Sumut pada 2024, konsisten naik terutama sejak Juni 2024. "Desember 2024, total transaksi jual dan beli saham Rp17,21 triliun. Secara kumulatif, nilai transaksi saham sepanjang 2024 sebesar Rp111,03 triliun tumbuh 17,69 persen," tuturnya.
Hal tersebut mencerminkan optimisme investor yang makin kuat terhadap prospem pasar modal di tengah stabilitas makroekonomi dan suku bunga. "Kebijakan Bank Indonesia mulai menjaga suku bunga acuan tetap stabil, pertumbuhan ekonomi solid 5 persen memberikan dorongan pasar saham," katanya. (amita/hm24)