Sunday, March 16, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Omzet Pembuatan Kue Lebaran di Kisaran Naik Drastis

journalist-avatar-top
Minggu, 16 Maret 2025 15.23
omzet_pembuatan_kue_lebaran_di_kisaran_naik_drastis

Pembuatan kue kering lebaran di Jalan Maria Ulfa, Kisaran Timur. (f: perdana/mistar)

news_banner

Asahan, MISTAR.ID

Menjelang Hari Raya Idulfitri, usaha pembuatan kue lebaran di Kisaran, Kabupaten Asahan, semakin sibuk memenuhi pesanan yang terus mengalir. Para pelaku usaha rumahan hingga skala besar berpacu dengan waktu, untuk memastikan pesanan pelanggan terselesaikan tepat waktu.

Sejak awal Ramadan, dapur-dapur usaha pembuatan kue pastinya tak pernah sepi dari aktivitas. Aroma manis dari kue nastar, kastengel, putri salju, dan berbagai jenis kue kering lainnya menggoda selera.

Salah satunya di pusat pembuatan kue lebaran di Jalan Maria Ulfa Kelurahan Mutiara, Kecamatan Kisaran Timur. Para pekerja yang mayoritas ibu-ibu rumah tangga tampak sibuk mencetak adonan, memanggang, hingga mengemas kue ke dalam toples-toples cantik.

Putri pemilik usaha kue rumahan “Dapur Bu Evi” di Kisaran, mengaku permintaan kue meningkat drastis dibandingkan hari biasa. Ia bahkan harus menambah jumlah pekerja untuk mengimbangi lonjakan pesanan.

"Setiap Ramadan, produksi kami bisa naik tiga kali lipat. Kalau hari biasa paling buat pesanan acara seperti arisan atau ulang tahun, tapi jelang Lebaran, dalam sehari kami bisa mengolah hingga 100 kilogram adonan,” ujar Putri, Minggu (16/3/2025).

Ia menambahkan, pesanan mulai datang sejak awal Ramadan, dan semakin meningkat memasuki pekan kedua hingga menjelang Lebaran. "Banyak pelanggan yang sudah pesan jauh-jauh hari. Makanya kami harus atur jadwal produksi supaya semua pesanan bisa selesai tepat waktu," tuturnya.

Meski omzet meningkat, para pelaku usaha pembuatan kue juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah kenaikan harga bahan baku seperti tepung terigu, mentega, gula, dan telur.

Selain itu, keterbatasan tenaga kerja juga menjadi kendala. Banyak pekerja lepas yang hanya membantu saat musim pesanan tinggi. Karena itu, pelaku usaha harus bekerja ekstra agar semua pesanan terpenuhi.

"Kadang kami harus lembur sampai tengah malam. Kalau tidak, pesanan tidak akan selesai tepat waktu. Tapi capeknya terbayar kalau pelanggan puas," ujarnya.

Meski menghadapi berbagai kendala, usaha pembuatan kue lebaran tetap menjadi ladang rezeki yang menjanjikan. Putri mengungkapkan, dalam satu musim Lebaran, omzetnya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

"Kalau hari biasa mungkin omzet hanya sekitar Rp5 juta per bulan. Tapi selama Ramadan, bisa tembus Rp30 juta sampai Rp50 juta. Memang capek, tapi hasilnya sebanding," katanya dengan senyum bangga.

Ia berharap ke depan usaha rumahan seperti miliknya bisa semakin berkembang dengan dukungan permodalan dan pemasaran yang lebih luas.

Bagi masyarakat Kisaran, kue kering sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idulfitri. Setiap rumah hampir selalu menyediakan berbagai macam kue sebagai suguhan bagi tamu yang datang bersilaturahmi.

Salah satu pelanggan, Siti , mengaku lebih memilih membeli kue dari produsen lokal dibandingkan membuat sendiri karena lebih praktis.

"Dulu suka buat sendiri, tapi sekarang lebih enak beli saja. Kualitasnya tidak kalah dengan buatan sendiri, dan rasanya juga enak. Apalagi sekarang banyak pilihan dan bisa pesan sesuai selera," katanya. (perdana/hm24)

REPORTER: