10.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Harga Minyak Naik Terkerek Pencabutan Pembatasan Covid-19 China

New York, MISTAR.ID

Harga minyak kembali membukukan kenaikan sekitar satu dolar per barel pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu (21/1/2-23) WIB.

Kenikan ini merupakan kenaikan mingguan kedua secara berturut-turut, setelah prospek ekonomi China kembali cerah, dengan meningkatkan ekspektasi permintaan bahan bakar di ekonomi terbesar kedua di dunia.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari terangkat 98 sen atau 1,22 persen, menjadi menetap di 81,31 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret bertambah 1,47 dolar atau 1,71 persen, menjadi ditutup di 87,63 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Dan untuk minggu ini harga minyak mentah WTI naik 1,8 persen, dan Brent naik 2,8 persen.

Baca Juga: Harga Minyak Naik di Asia, Didorong Optimisme Pembukaan Kembali China

“Pasar minyak terus bergerak lebih tinggi karena para pedagang bertaruh pada meningkatnya permintaan China,” kata Analis Pasar Pemasok Informasi Pasar FX Empire, Vladimir Zernov, pada Jumat (20/1/2023).

“Minggu depan, permintaan minyak China akan naik karena negara itu akan merayakan Tahun Baru Imlek, yang merupakan bullish untuk pasar minyak,” katanya.

Pencabutan pembatasan Covid-19 China akan membawa permintaan global ke rekor tertinggi tahun ini, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada Rabu (18/1/2023), sehari setelah OPEC juga memperkirakan permintaan China akan meningkat.

Baca Juga: Harga Minyak Melonjak 3 Persen

“Banyak pedagang percaya bahwa sangat mungkin kita akan melihat permintaan yang lebih tinggi datang dari China karena terus membongkar kebijakan Covid-nya,” kata Analis Avatrade, Naeem Aslam.

Minyak juga didukung oleh harapan bahwa Federal Reserve (Fed) AS akan segera memperlambat kenaikan suku bunganya, yang dapat mencerahkan prospek ekonomi AS.

Peluang soft landing untuk ekonomi AS tampaknya meningkat, Wakil Ketua The Fed Lael Brainard mengatakan pada Kamis (19/1/2023). Pertemuan penetapan suku bunga The Fed berikutnya akan berlangsung pada 31 Januari hingga 1 Februari.

Juga membantu harga minyak, Baker Hughes Co mengatakan jumlah rig minyak AS turun 10 menjadi 613, terendah sejak November.

Baca Juga: Obat Covid Molnupiravir Sudah Tersedia di Rumah Sakit China

Dua ekonomi terbesar dunia membutuhkan lebih banyak minyak mentah, kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.

“Pasar minyak telah turun karena kekhawatiran resesi global, tetapi masih menunjukkan tanda-tanda akan tetap ketat untuk beberapa waktu lagi,” katanya.

Harga minyak naik meskipun angka persediaan AS minggu ini menunjukkan stok minyak mentah naik 8,4 juta barel dalam sepekan hingga 13 Januari menjadi sekitar 448 juta barel, tertinggi sejak Juni 2021.

Pengurangan penjualan dari Cadangan Minyak Strategis AS membantu membalikkan sentimen negatif dari laporan tersebut dan mendorong harga minyak, kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.

Batas harga minyak Rusia, yang telah beriak melalui pasar global, membantu meningkatkan harga minyak mentah, kata Jim Ritterbusch dari konsultan Ritterbusch and Associates.

“Sanksi dan pembatasan pada minyak mentah Rusia secara bertahap menimbulkan beberapa dampak harga dan akan menjadi faktor yang lebih bullish ketika masuknya kargo minyak mentah Rusia bulan lalu diserap ke pasar global,” kata Ritterbusch.

Rusia adalah pemasok minyak mentah terbesar kedua China pada tahun 2022, sementara Arab Saudi menempati posisi teratas.(antara/hm02)

Related Articles

Latest Articles