8.2 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

Obat Covid Molnupiravir Sudah Tersedia di Rumah Sakit China

Beijing, MISTAR.ID
Obat anti-Covid Molnupiravir sudah tersedia di sejumlah rumah sakit yang tersebar di berbagai daerah di China.

Obat oral yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal Amerika Serikat Merck Sharp & Dohme dan Ridgeback Biotherapeutics tersebut secara resmi telah didistribusikan oleh perusahaan farmasi China Sinopharm, Jumat (13/1/23).

Laporan beberapa media yang dipantau dari Beijing, Minggu (15/1/23) menyebutkan, Molnupiravir sudah tersedia di sejumlah rumah sakit terkemuka di Guangzhou, Shenzhen, dan Beijing.

Baca Juga:Kontroversi Pencabutan Pelonggaran Seiring Covid China Naik Lagi

Molnupiravir mendapatkan persetujuan pemasaran oleh otoritas China sejak 29 Desember 2022. Sinopharm mendapatkan izin eksklusif untuk impor dan distribusi di seluruh pelosok wilayah daratan China.

Kepala Departemen Penyakit Menular di Beijing Youan Hospital Wu Hao mengatakan bahwa Molnupiravir secara signifikan mampu mengurangi risiko penderita Covid dirujuk ke rumah sakit dan risiko kematian. Tingkat risiko dirawat di rumah sakit dan kematiannya bisa berkurang hingga 30 persen, kata Wu.

“Kami perlu beberapa opsi dalam mengatasi cepatnya penularan Covid. Molnupiravir sebagai salah satu opsi bagi China,” ucapnya.

Baca Juga:China Kembali Publikasikan Data Covid

Molnupiravir dijual seharga 1.500 yuan atau sekitar Rp3,3 juta per botol. Sinopharm sedang menyusun rencana impor dan mendistribusikan obat tersebut secara nasional untuk memenuhi kebutuhan institusi medis di perdesaan selama musim mudik Tahun Baru Imlek.

Molnupiravir salah satu obat anti Covid-19 yang banyak digunakan selain Paxlovid yang dibuat oleh Pfizer. Molnupiravir telah disetujui untuk penggunaan darurat di lebih dari 40 negara, termasuk AS, Uni Eropa, Australia, Jepang, dan Korea Selatan. Hong Kong dan Taiwan juga menggunakannya.

Hingga Agustus 2022, Merck telah mendistribusikan 8,6 juta set Molnupiravir ke 30 pasar di berbagai negara dan digunakan untuk perawatan sekitar 1,8 juta pasien.(antara/hm10)

Related Articles

Latest Articles