10.7 C
New York
Friday, April 26, 2024

Berdiri Sejak 1964, PPKS Marihat Jadi Pembibitan Sawit Terbesar di Indonesia

Tanah Jawa MISTAR.ID

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat yang terletak Kabupaten Simalungun, menjadi salah satu pusat pembibitan terbesar di Indonesia.

Perusahaan yang bergerak di bidang pembibitan kelapa sawit ini telah berdiri sejak 6 Juni 1964.

Awalnya perusahaan ini bernama Pusat Penelitian Aneka Tanaman Sumatera (PUPENAS). Lalu pada tahun 1968 berubah nama menjadi Marihat Research Station.

Tiga belas tahun kemudian, perusahaan ini kembali merubah nama, tepatnya pada tahun 1981, menjadi Pusat Penelitian Marihat (PPM).

Tidak berhenti sampai disitu, tepatnya pada tanggal 4 Februari 1993, dua belas tahun setelahnya, PPM kembali merubah nama menjadi Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), hingga sekarang.

Baca juga : Jokowi Tinjau Inovasi Pengolahan Minyak Kelapa Sawit di Medan

Hal ini diterangkan Penanggung Jawab Pembibitan PPKS Marihat, Supriadi, saat ditemui Mistar.id di ruang kerjanya, pada Jumat (7/7/23) siang.

Dikatakan Supriadi, PPKS Marihat ini salah satu pusat pembibitan yang menciptakan benih unggul kelapa sawit di Indonesia.

Tidak hanya segi kualitas saja, benih kelapa sawit ini juga tahan terhadap hama dan penyakit tanaman, serta memiliki produktivitas yang tinggi.

Lokasi pembibitan ini terletak di Jalan Besar Tanah Jawa, Marihat, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.

Proses pembibitan dilakukan dengan dua tahap (double stage), yakni pembibitan yang dilakukan dengan cara penanaman kecambah.

Pada pembibitan awal dan kemudian memindahkan bibit tersebut ke pembibitan utama untuk proses pertumbuhan.

“Di sini kita menggunakan dua tahap penanaman. Jadi ada yang namanya penanaman pertama, yaitu pre nursery dan main nursery. Ketika pre nursery berusia tiga bulan, baru kita pindahkan ke main nursery. Ketika sudah sembilan bulan di main nursery sudah bisa kita lakukan penjualan,” ujar Supriadi.

Saat bibit dirawat di main nursery berumur sembilan bulan sudah bisa dilepaskan kepada para petani. Bisa juga langsung dijual dalam bentuk kecambah dan tidak menutup kemungkinan ketika petani meminta pre nursery, imbuhnya.

Baca juga : KPPU Minta Pemerintah Waspadai Dampak Negatif DMO dan DPO pada Petani Sawit

Kata Supriadi lagi, bibit ini juga merupakan produk yang dihasilkan dari suatu proses pengadaan bahan tanaman yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi di masa selanjutnya.

Bibit unggul ini sendiri ada bermacam varietas. Mulia dari Dumpi, Simalungun, Avros, PPPKS 940, Youngambi, PPKS 239, PPKS 718, Dplangkat dan yang terakhir karena areal Indonesia ini endemi dengan jamur doederma, jadi diciptakan lah kualitas tahan terhadap jamur dpppks540nj,” ungkapnya.

“Proses penanaman harus memakai pola mata lima agar dapat sinar matahari dan mudah diserap ketika penanaman dilakukan,” ujarnya mengakhiri. (Abdi/hm19)

 

Related Articles

Latest Articles