9.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Siantar Nihil Kasus Campak Tahun 2022, ini Langkah Antisipasi Dinkes

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Meski ada 31 Provinsi di Indonesia yang dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit campak, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pematang Siantar menyatakan nihil kasus penyakit campak sepanjang tahun 2022.

Seperti disampaikan Plt Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Pematang Siantar, dr Erika Silitonga, ketika dikonfirmasi Mistar mengenai KLB di 31 Provinsi, dan langkah antisipasi apa yang dilakukan untuk mencegah kasus Campak, Kamis (26/1/23).

“Langkah yang sudah dan rutin dilakukan adalah tetap menjalankan surveilans aktif puskesmas dan Rumah Sakit, yaitu rutin melaporkan kasus yang potensial menyebabkan KLB melalui SKDR (Sistem Kewaspaan Dini dan Respon) tiap minggu nya termasuk penyakit campak,” tuturnya via pesan WA.

Baca juga:Lengkapi Imunisasi Anak untuk Hindari PD3I

Masih kata Erika, apabila ada pasien yang dicurigai suspek penyakit campak, maka petugas akan mengambil sampel serum darah pasien untuk pemeriksaan lanjutan yang kemudian dikirim ke Dinkes Provinsi dan dilanjutkan ke Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan (Litbangkes).

“Sepanjang tahun 2022 sampel serum yang dikirim ke Dinkes Propinsi sebanyak 22 sampel, dan hasil pemeriksaan Litbangkes, semuanya negatif. Kesimpulannya, tidak ada kasus campak sepanjang tahun 2022 di kota Pematang Siantar,” ungkapnya lebih lanjut.

Tahun 2023, kata Erika, Dinkes Kota Pematang Siantar melalui puskesmas-puskesmas, akan semakin meningkatkan jumlah cakupan bayi atau baduta (bawah dua tahun) yang diimunisasi lengkap, dan Dinkes tetap melaksanakan surveilans aktif untuk penyakit-penyakit yang potensial menyebabkan KLB termasuk penyakit Campak.

Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap selama tahun 2022 di Kota Pematang Siantar, kata Erika, adalah 88 persen.

Erika menjelaskan, penyakit campak disebabkan oleh infeksi virus dengan gejala penyakit antara lain demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, konjungtivitis (mata merah), selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan tangan serta kaki.

Untuk penularannya, kata Erika, penyakit campak menular melalui percikan air liur saat pasien penderita campak bersin, batuk atau berbicara.

Baca juga:Zero Kasus Polio di Sumut, Ini Kata Dinas Kesehatan

Untuk itu, Erika mengimbau 3 hal kepada masyarakat, yang pertama adalah menjaga kesehatan dengan makanan sehat dan seimbang, istirahat cukup, perilaku hidup beraih dan sehat, serta segera periksakan diri jika ada gejala penyakit.

Himbauan kedua, adalah memakai masker jika merasa kurang sehat, ada batuk-pilek sehingga mencegah percikan air liur saat batuk/pilek tidak menular kepada orang lain.

“Ketiga, segera imunisasi campak bayi usia 9 bulan dan anak 18-24 bulan. Penyakit campak bisa dicegah dengan imunisasi dasar lengkap pada anak-anak kita,” tutupnya. (ferry/hm06)

 

Related Articles

Latest Articles