2.8 C
New York
Saturday, January 11, 2025

Disdik Sumut Jadikan Ekosistem Mangrove Kurikulum Muatan Lokal

Medan, MISTAR.ID

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) melalui Dinas Pendidikan (Disdik) serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), bersinergi dalam mengintegrasikan pendidikan lingkungan ekosistem mangrove pada kurikulum muatan lokal. Kurikulum muatan lokal ekosistem mangrove ini merupakan kali pertama di Sumut.

Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara, Abdul Haris Lubis, mengatakan kurikulum ini sangat strategis dan penting. Ia telah mengeluarkan surat edaran terkait hal ini untuk diimplementasikan.

“Kita menginginkan generasi berikut memiliki pengetahuan terutama tentang kerusakan lingkungan hari ini. Saya yakin sudah sangat banyak sosialisasi yang dilakukan ke masyarakat untuk menghindari kejadian kerusakan bahkan diharapkan terjadi perbaikan,” katanya saat pelatihan edukasi pendidikan lingkungan hidup bagi guru tingkat menengah, Selasa (12/11/24).

Baca juga:Yayasan Artia Sipaha Sada dan Ecoeducare Tanam 37.500 Bibit Mangrove

Ia juga berharap, generasi berikutnya menjadi pemimpin bangsa yang memahami kondisi lingkungan serta cara melestarikannya.

Kepala Sub Kelompok Kerja Sosialisasi dan Pelatihan BRGM, Budiyanto, menjelaskan bahwa mangrove merupakan salah satu ekosistem esensial yang sangat penting bagi sektor perikanan.

“Perlindungan terhadap abrasi, serta perlindungan garis pantai, perlindungan terhadap banjir rob, menjaga kualitas air pesisir, menahan angin kencang dari laut, menahan proses penimbunan lumpur, menjaga wilayah penyangga, menyaring air, menyerap karbondioksida dan lain sebagainya,” sebutnya.

Baca juga:Percepat Rehabilitasi Mangrove, Pemkab Sergai Dorong Kolaborasi Lintas Sektor

Berdasarkan peta mangrove nasional yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2023, Indonesia memiliki lebih kurang 4,2 juta hektar atau 20 persen dari mangrove dunia. Luas mangrove di Provinsi Sumatera Utara sendiri mencapai 85.223 hektar, terdiri dari 59.765 hektar mangrove eksisting dan 25.458 hektar mangrove potensi.

Lanjutnya, pendidikan lingkungan hidup mangrove bagi generasi muda memiliki nilai strategis sebagai upaya membangun kepedulian terhadap lingkungan, memberikan pengetahuan keterampilan tentang perlindungan, mencegah kerusakan serta menciptakan generasi muda yang peduli dan berkarakter cinta lingkungan.

“Generasi yang nantinya di masa mendatang akan menjadi pelaku dan pengawal pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Baca juga:Lions Club Tanam 10 Ribu Mangrove di Pulau Oong Pantai Labu

Selain itu melalui pendidikan, perubahan iklim ini turut mendukung kesiapan masyarakat dalam menghadapi dampak-dampak perubahan iklim yang terjadi.

Salah satu rencana mitigasi pengendalian perubahan iklim yang direncanakan Pemprov Sumut, sebutnya, peningkatan tutupan vegetasi hutan.

“Badan restorasi gambut memiliki 3 M, yang pertama meningkatkan, memulihkan dan yang terakhir kami mempertahankan,” lanjutnya.

Pelatihan mangrove bagi guru tingkat dasar dan menengah yang berlangsung sejak 12 November hingga 16 November ini diikuti sebanyak 151 peserta yang berada di bawah Disdik Sumut.

Ia berharap, dengan diimplementasikan penerapan ini, pendidikan lingkungan dalam bentuk penerapan profil pelajar Pancasila dengan tema gaya hidup berkelanjutan, dan topik hidup bijak bersama mangrove, menjadi langkah strategis meningkatkan keterampilan pengetahuan dan sikap para siswa terhadap lingkungan.

“Semoga generasi mendatang menjadi generasi yang yang aktif dalam menjaga lingkungan khususnya mangrove,” tutupnya. (susan/hm17)

Related Articles

Latest Articles