Wajib Tahu! Begini Penjelasan Perbedaan Bubur Masjid Raya Medan Dulu dan Sekarang


Sejumlah warga berburu bubur khas kesultanan yang dibagikan di Masjid Raya Al-Mashun Medan saat bulan Ramadan. (f:iqbal/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Masih banyak masyarakat khususnya Kota Medan yang belum mengetahui perbedaan bubur khas kesultanan yang dibagikan di Masjid Raya Al-Mashun Medan saat bulan Ramadan.
Hal itu dikatakan Koordinator Masak Bubur Masjid Raya Al-Mashun, Hamdan. Ia mengatakan hingga saat ini banyak yang mengira bubur yang dibagikan adalah bubur pedas.
"Iya betul, masih ada yang salah mengira. Padahal sudah saya sebut bubur sup, tapi banyak yang bilang ini bubur pedas, termasuk di pemberitaan. Jadi yang benar adalah bubur sup kalau sekarang," ujarnya kepada Mistar, Minggu (2/5/2025) sore.
Maski begitu, Hamdan tidak membantah jika pada awalnya bubur pada zaman kesultanan deli adalah bubur pedas. Namun, dikarenakan faktor bahan yang lebih sulit, maka saat ini diganti menjadi bubur sup.
"Kalau kita lihat sejarahnya iya dulu memang bubur pedas namanya. Tapi karena bubur pedas ini kan dari segi bahan banyak dan bumbunya sulit didapatkan, dan yang memasak juga bukan orang sembarangan. Jadi kita ganti menjadi bubur sup, bubur sup ini juga tidak kalah bergizi," ucapnya.
Menurutnya, perubahan ini sudah dilakukan sejak 40-45 tahun yang lalu, karena itu tadinya, bumbunya susah dan tidak ada di pasar biasa.
"Tapi intinya bubur sup yang sekarang tidak kalah, tetap ada daging, kentang dan wortel jadi bergizi," katanya. (iqbal/hm18)