23.8 C
New York
Monday, July 15, 2024

Terima Murid Berkebutuhan Khusus, Kepala SMA St Ignasius: No Bullying!

Medan, MISTAR.ID

Selain pelajar umum, SMA St Ignasius Medan juga menerima siswa berkebutuhan khusus. Tahun ajaran baru 2024/2025, sekolah ini menerima empat siswa berkebutuhan khusus. Dua di antaranya tunarungu, dan lainnya tunanetra.

Hal ini tentu menjadi bahan perhatian bagi setiap guru di sekolah yang beralamat di Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor ini.

Kepala SMA St Ignasius, Drs Marugan Simbolon, mengatakan bahwa salah satu budaya di sekolah ini adalah ‘No Bullying’.

“Apalagi dibuatkan dengan Permendiknas Tahun 2023 dan itu sudah include di upload di Dapodik, sudah harus dibuat timnya. Tim panitia mengatasi kekerasan di sekolah termasuk lah bullying. Kita sangat konsentrasi dengan itu,” katanya kepada Mistar.id, Senin (15/7/24).

Baca juga: Terbuka Sebagai Sekolah Inklusi, SMA St Ignasius Terima Siswa Berkebutuhan Khusus

Jika hal ini terjadi, lanjutnya, baik guru maupun siswa yang melakukannya, akan mendapatkan sanksi.

“Kalau guru akan langsung diberikan peringatan terakhir, kalau siswa akan diberikan peringatan pertama dan jika tidak berubah maka akan dikembalikan. Jadi pendeknya tidak boleh ada bullying terhadap anak itu di sini. Itu harus dimonitor kepada semua guru, terutama wali kelas,” tegasnya.

Untuk hari pertama masuk sekolah hari ini, sambungnya, pada jam pelajaran pertama hingga keempat, wali kelas diberikan waktu untuk membuat satu kesepakatan yang disebut dengan manajemen kelas bersama dengan anak didiknya.

“Kita sebut dengan manajemen kelas untuk memperkuat, menerjemahkan, mengimplementasikan peraturan secara umum yang sudah dibuat di SMA Ignasius ini. Jadi misalnya di SMA Ignasius memiliki disiplin yang tinggi. Nah itu kan masih kata umum operasionalnya,” jelasnya.

Baca juga: Dulu Jemput Bola, Kini SLB B Karya Murni Dikenal dari Berbagai Daerah

Di manajemen kelas, pengertian disiplin itu kemudian diuraikan lagi, termasuk jam masuk sekolah.

“Kemudian apa sanksinya kalau terlambat, lalu di kelas itu harus tertib, seperti apa sanksinya kalau ada yang ribut, kira-kira seperti itu,” sebutnya.

Hingga saat ini, Marugan mengaku, tidak pernah mendapatkan kabar bullying baik dari siswa maupun guru.

“Dan kita harap tidak terjadi dan tidak akan terjadi seperti itu. Ini hari pertama (masuk sekolah), saya memberi arahan itu saya garis bawahi ‘di sini secitra dengan Tuhan’. Artinya kita harus saling menghargai dan menghormati dan saling membantu jangan sampai ada bullying di sini baik guru dengan siswa, siswa dengan guru, sesama siswa, sesama guru dan lain sebagainya,” tuturnya.

Baca juga:SLB B Karya Murni, Sekolah Tunarungu Tetap Menerima Siswa dengan Kebutuhan Ganda

Pada saat masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) minggu lalu, Marugan mengatakan, telah menyampaikan terkait bullying ini. Dan hari ini pun, ia juga tetap menyampaikan hal yang sama.

“MPLS sudah lewat itu minggu lalu, kan hanya kelas 10 yang hadir. Ini kan baris semua kelas 10, kelas 11, kelas 12. Jangan sampai kelas 11-nya membully kelas 10. Mengingatkan kembali kelas 12 pun tidak boleh membully kelas 11 dan sebaliknya,” ujarnya.

“Karena itu selalu kita sampaikan bahwa kita adalah secitra dengan Tuhan. Maka kalau ada temanmu yang butuh pendampingan mu, tenagamu harus kamu beri. Bersyukurlah kamu diberi fisik yang sempurna, pemikiran, hati dan budi yang sempurna tetapi temanmu ada kekurangan dan itu tidak boleh dibully atau dikucilkan. Kalau ada yang membully anda segera lapor kepada wali kelas atau boleh langsung kepada saya, kepala sekolah,” sambungnya. (susan/hm17)

Related Articles

Latest Articles