17 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Hamas Ajukan Persyaratan ke Israel untuk Gencatan Senjata 135 Hari

Doha, MISTAR.ID

Hamas telah mengajukan persyaratan gencatan senjata yang akan meredam peperangan di Gaza selama 135 hari. Hamas siap membebaskan seluruh sandera dan Israel harus menarik mundur seluruh pasukannya dari Jalur Gaza dan disusul dengan kesepakatan mengakhiri perang.

Usulan Hamas tersebut merupakan tanggapan atas tawaran yang dikirim oleh Qatar dan Mesir dan disetujui oleh Israel dan Amerika Serikat minggu lalu. Persyaratan itu muncul di tengah-tengah upaya diplomasi terbesar yang pernah ada untuk menghentikan pertempuran.

Tidak ada tanggapan langsung dari Israel–yang mengatakan tidak akan menarik pasukannya keluar dari Gaza sampai Hamas dimusnahkan.

Baca juga: Serangan Israel Kembali Guncang Suriah, Korban Tewas 5 Orang

Proposal balasan Hamas menggambarkan tiga fase gencatan senjata, masing-masing berlangsung selama 45 hari. Para militan akan menukar sandera Israel yang tersisa yang ditangkap pada 7 Oktober 2023 lalu dengan tawanan Palestina.
Rekonstruksi Gaza akan dimulai, pasukan Israel akan ditarik sepenuhnya, dan jenazah serta maupun sisa-sisanya akan dipertukarkan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Israel kemarin setelah bertemu dengan para pemimpin mediator Qatar dan Mesir.

Menurut Reuters, sumber yang dekat dengan perundingan mengatakan bahwa proposal balasan Hamas tidak mensyaratkan jaminan gencatan senjata permanen di awal, namun akhir perang harus disepakati selama gencatan senjata sebelum sandera terakhir dibebaskan.

Ezzat El-Reshiq, anggota biro politik Hamas, mengkonfirmasi bahwa proposal tersebut telah disampaikan melalui Qatar dan Mesir kepada Israel dan Amerika Serikat.

“Kami sangat ingin melakukan kesepatakan dengan semangat positif untuk menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina dan mengamankan gencatan senjata yang menyeluruh dan abadi serta memberikan bantuan, pertolongan, penampungan dan rekonstruksi,” katanya kepada Reuters.

Menurut dokumen tersebut, selama fase 45 hari pertama, semua sandera wanita Israel, pria di bawah 19 tahun dan orang tua serta orang sakit akan dibebaskan, dengan imbalan pembebasan wanita dan anak-anak Palestina dari penjara-penjara Israel. Israel juga akan menarik pasukannya dari daerah-daerah berpenduduk.

Baca juga: Komandan Elite Israel Tewas Digempur Hamas di Jalur Gaza

Pelaksanaan tahap kedua tidak akan dimulai sampai kedua belah pihak menyelesaikan pembicaraan tidak langsung mengenai persyaratan yang diperlukan untuk mengakhiri operasi militer bersama dan kembali ke keadaan tenang sepenuhnya.

Tahap kedua akan mencakup pembebasan sandera laki-laki yang tersisa dan penarikan pasukan Israel di luar perbatasan di seluruh wilayah Jalur Gaza.

Jenazah maupun sisa-sisa jenazah akan dipertukarkan pada fase ketiga. Gencatan senjata juga akan meningkatkan aliran makanan dan bantuan lainnya kepada warga sipil Gaza, yang menghadapi kelaparan dan kekurangan pasokan bahan pokok.

“Orang-orang optimis, pada saat yang sama mereka berdoa agar harapan ini berubah menjadi kesepakatan nyata yang akan mengakhiri perang,” kata Yamen Hamad, seorang ayah dari empat anak, yang tinggal di sebuah sekolah PBB di Deir Al-Balah, Jalur Gaza tengah, kepada Reuters melalui sebuah aplikasi perpesanan.

Di Rafah, di tepi selatan Jalur Gaza di mana setengah dari 2,3 juta penduduk daerah kantong tersebut terkurung di pagar perbatasan dengan Mesir, 10 jenazah yang tewas akibat serangan Israel semalam dibaringkan di kamar mayat rumah sakit.

Baca juga: Nyamar Jadi Dokter, Tentara Israel Bunuh 3 Orang di RS Tepi Barat

Setidaknya dua dari bungkusan kain kafan itu seukuran anak kecil. Para kerabat menangis di samping para korban.

“Setiap kunjungan dari Blinken, bukannya menenangkan keadaan, malah memperburuk keadaan, kami mendapat lebih banyak serangan, kami mendapat lebih banyak pengeboman. Dan AS adalah pemain utama dan pemimpin perang melawan rakyat Palestina,” kata seorang pelayat, Mohammad Abundi.

Israel memulai serangan militernya setelah militan dari Gaza yang dikuasai Hamas menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang di Israel selatan pada 7 Oktober. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 27.585 warga Palestina telah dikonfirmasi tewas dalam kampanye militer Israel, dengan ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.

Sejauh ini, gencatan senjata hanya berlangsung selama satu minggu pada akhir November 2023 lalu. (Mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles