Efisiensi Anggaran Rp306 Triliun untuk MBG, Begini Kata Ekonom
Ilustrasi efisiensi anggaran. (f:net/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Pemerintah akan melakukan efisiensi anggaran senilai Rp306,69 triliun pada tahun 2025. Penghematan anggaran tersebut berasal dari anggaran kementerian/lembaga (K/L) dan transfer ke daerah (TKD).
Anggaran tersebut akan direalokasi untuk kebutuhan program prioritas Prabowo, seperti yang ada dalam Asta Cita, dan quick win termasuk di dalamnya program ketahanan pangan dan makan bergizi gratis (MBG).
Ekonom Bright Institute, Awalil Rizky menilai jika penghematan anggaran Rp306,69 triliun berhasil dilakukan, tampaknya tidak seharusnya semuanya dialokasikan untuk program MBG ataupun program lainnya.
Mengingat target pendapatan negara tahun ini berpotensi tak mencapai target, dan juga kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen yang tertahan, sehingga potensi penerimaan tambahan menjadi hilang.
“Target pendapatan APBN 2025 tampak makin berat untuk dicapai, antara lain karena tarif PPN tertahan dan prospek perekonomian tak menjadi lebih baik dari 2024,” jelas Awalil, Jumat (24/1/25).
Menurut Awalil, penghematan anggaran dapat dilakukan untuk mencegah defisit lebih lebar. Sebagai informasi, rencana defisit APBN 2025 sebesar Rp616 triliun atau 2,53 dari PDB.
Apabila pendapatan diproyeksikan tidak sesuai target, lanjutnya, maka penghematan belanja menjadi solusi. Awalil menghitung jika pemerintah berhasil menghemat anggaran Rp306,69 triliun, maka yang bisa dialokasikan ke belanja lainnya hanya sekitar separuhnya atau Rp150 triliun.
“Bisa saja untuk MBG dan beberapa program prioritas Prabowo atau quick win yang lain. Sebagian lainnya Rp50 triliun bisa pula untuk tambahan belanja beberapa K/L baru atau hasil pemekaran yang justru terlampau kecil,” jelasnya.
Sementara itu, anggaran sisanya atau sekitar Rp100 triliun dapat digunakan untuk mengantisipasi jika pendapatan negara tidak mencapai target, agar defisit masih bisa dipertahankan kisaran Rp616,2 triliun. (kontan/hm18)