Antisipasi Harga Padi saat Panen Raya, Pemkab Toba Koordinasi dengan Bulog


Bupati Toba, Effendi Napitupulu. (f: nimrot/mistar)
Toba, MISTAR.ID
Bupati Toba Effendi Napitupulu mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat melalui Dinas Pertanian (Distan) telah berkoordinasi dengan Bulog untuk panen raya pada Juni-Agustus 2025 di lima kecamatan seperti Kecamatan Porsea, Parmaksian, Siantar Narumonda, Uluan, dan Kecamatan Bonatualunasi.
"Agar Badan Urusan Logistik (Bulog) membeli hasil panen di lima kecamatan sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP), sehingga petani tidak dirugikan," ujar Effendi, Selasa (8/4/2025).
Effendi mengatakan, hingga saat ini harga jual petani untuk komoditi padi stabil tidak di bawah HPP, di mana per kilonya di kisaran Rp6.500-Rp6.800. Sementara harga jagung memang saat ini berada di bawah HPP.
"Memang Pemkab Toba melalui perangkat daerah terkait, belum ada mengalokasikan dana talangan sebagai solusi untuk harga jual gabah yang berada di bawah HPP," katanya.
Adapun upaya yang dilakukan Pemkab Toba untuk menekan biaya operasional petani padi dan jagung di kabupaten ini dengan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), baik itu berbentuk sewa dengan harga jauh lebih murah dari milik swasta maupun pemberian (hibah) langsung ke kelompok tani (poktan).
Selanjutnya, tahun 2025 akan diberikan kepada poktan secara langsung berupa hand traktor 1 unit, cultivator 4 unit, mesin pencacah kompos organik 9 unit, pupuk organik cair sebanyak 5.450 liter, pupuk organik teknologi nano 3.000 kotak, mesin pemipil jagung 1 unit, benih jagung 1 ton, dan benih padi hibrida 4.395 bungkus.
Kemudian akan dibangun 1 unit jaringan irigasi tanah dangkal di Desa Sigaol Timur, Kecamatan Uluan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan seluas 100 hektar, serta pemberian pelatihan POC dan pestisida nabati kepada 25 poktan.
Selain pemberian bantuan alsintan, pembangunan infrastruktur pertanian dan pelatihan, Pemkab Toba saat ini juga sedang tahapan pembentukan BUMD Aneka Usaha Tani, yang nantinya salah satu bentuk bisnis prosesnya adalah sebagai off taker hasil-hasil pertanian, khususnya padi dan jagung yang tentunya dibeli dengan harga untung bagi petani.
"Komoditi tersebut nantinya akan diproses, seperti jagung menjadi pakan ternak dan padi menjadi beras. Untuk lebih teknis dapat dijelaskan Distan," kata Effendi. (nimrot/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
TPK Hotel Bintang dan Non Bintang di Sumut Turun