Harga Gabah Mulai Naik di Simalungun, Petani Bergairah kembali Tanam Padi


Petani di Kecamatan Panei saat menjemur padi di pekarangan rumah. (f: indra/mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Harga penjualan gabah petani di Kabupaten Simalungun mulai menunjukkan tren peningkatan pada awal April 2025. Di Kecamatan Panei, sebagian petani menjual gabah kering mereka seharga Rp6.300 per kilogram kepada agen, mendekati Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram.
Seorang petani bermarga Sinaga mengaku bersyukur atas kenaikan harga tersebut, meski masih di bawah HPP. Ia bersama petani lainnya menjual kepada agen karena proses penjualan ke Bulog dinilai terlalu lama.
"Kita jualnya ke agen, tahu memang kalau masih ada selisih harga Rp200. Tapi kalau menunggu Bulog, kelamaan. Ketepatan awal April ini masih libur Lebaran, sementara kita panen sebelum Lebaran, semalam itu sekitar 1,5 ton (yang dijual)," katanya saat ditemui Mistar di salah satu warung kopi di Nagori Sipoldas, Selasa (8/4/2025).
Peningkatan harga ini juga mendorong petani lain untuk kembali menanam padi, setelah sebelumnya banyak yang beralih menanam komoditas lain seperti jagung. Pilihan itu diperkuat dengan harga jagung yang saat ini sedang anjlok.
"Iya, sekarang ini harga jagung lagi anjlok. Seminggu lalu (jagung) Rp5.200 per kilogram. Dialiri lagi lah memang sawah itu, kembali menanam padi," ujar P Purba, petani lain yang ikut dalam perbincangan.
Pada Februari lalu, petani di wilayah ini hanya mampu menjual padi dalam kondisi basah seharga Rp5.300 per kilogram.
Warga berharap tren positif ini dapat terus berlanjut, tidak hanya saat momen panen besar, tetapi juga di luar musim puncak. Mereka meminta agar pemerintah lebih sigap dalam menjaga stabilitas harga dan memperpendek jalur distribusi dari petani ke konsumen.
"Kami hanya ingin hasil jerih payah kami dihargai dengan pantas. Jangan pas panen raya malah harga jatuh lagi. Semoga pemerintah tetap hadir untuk mengawasi harga jual padi dari petani," ucap Sinaga. (indra/hm24)