13.5 C
New York
Monday, April 15, 2024

Shanaya Perkenalkan Tea Blend Kekinian di Siantar

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Di Indonesia, teh merupakan salah satu jenis minuman yang paling populer. Di samping rasanya yang nikmat, teh juga mengandung manfaat baik untuk tubuh.

Tapi, seiring berkembangnya zaman, peminat minuman teh mulai mengalami penurunan. Karena menurut mereka, teh itu hanya ada satu macam saja.

Apalagi akhir-akhir ini, kedai kopi atau coffee shop ramai bermunculan di berbagai pelosok, namun kedai teh justru jarang ditemui. Padahal, Indonesia merupakan salah satu penghasil teh terbesar di dunia.

Hal inilah yang menginspirasi Wahyudi Harmansyah kemudian membangun bisnis “Shanaya” di tahun 2020 untuk memperkenalkan teh yang tidak hanya mencampur bahan teh dengan air saja, melainkan meracik teh tersebut dengan mencampur bahan lainnya seperti bunga, buah, dan rempah-rempah.

Baca Juga:Teh Daun Gambir Pakpak Bharat Raih Juara III API Award 2022

“Dari seni meracik bubuk teh dengan bunga, buah, dan rempah-rempah inilah yang disebut tea blend,” ucap Wahyudi, Selasa (29/11/22).

Wahyudi menceritakan, awalnya ia membangun bisnis itu terinspirasi dari Kota Bandung. Di mana, ia melihat kedai kopi atau coffee shop banyak yang pindah haluan.

“Maksudnya saya, toko tersebut tidak tutup namun mengubah menu yang disajikan menjadi olahan teh,” jelasnya.

Kondisi ini dilihatnya sebagai peluang untuk membuka kedai teh. Rencananya, tahun depan, Wahyudi akan mewujudkan hal tersebut. Dengan keinginan yang kuat, dia pun resign dari salah satu perusahaan terbesar di Indonesia untuk mengikuti sekolah meracik teh yaitu Indonesia Tea Institute di Bandung Jawa Barat.

Baca Juga:Masyarakat Cabut Tanaman Sawit di Sidamanik, Humas Kebun Teh: Yang Berhak itu Pemerintah

Dia menjelaskan, Tea blending itu ada pencampuran bunga-bungaan, bunganya ada mawar, melati, bunga telang, bunga rosela. Buah-buahan juga bisa jeruk, lemon, dan jeruk nipis.

Rempah-rempah bisa sereh, jahe dan semuanya dikeringkan. Menurut pria kelahiran Pematang Siantar, 30 Agustus 1993 itu, selain rasanya enak, teh blend ini juga mengandung banyak manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh.

Minuman bercita rasa nikmat ini terkenal dapat membantu menurunkan berat badan dan menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh.

“Kita fokus di olahan teh blend dibandingkan jenis teh lainnya. Teh ini bisa dikemas untuk jangka waktu lama. Nah, jadi kita bisa pasarkan ke seluruh daerah. Kita packing sebagus mungkin pakai alufoil supaya aroma dan kwalitasnya tetap terjaga. Masa expired nya juga bisa mencapai satu tahun dengan harapan tea blend ini bisa ke seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Meski begitu, kata Wahyudi, ia tetap menyediakan varian teh lainnya, seperti teh hitam dengan beberapa varian, kemudian teh hijau, olong tea, teh putih.

Baca Juga:Gebyar UMKM Siantar Ditutup, Ini Pesan Wali Kota

Hanya saja, sebut dia, untuk saat ini, konsumen itu paling banyak menyukai teh hitam dan teh hijau.

Sedangkan untuk teh olong dan teh putih ini biasanya paling diminati konsumen kelas menengah ke atas.

“Jadi kita tidak bisa pasarkan secara massal. Kedua teh itu juga special, di mana asal muasal teh tersebut terbuat dari kwalitas terbaik dari pucuk original asli,” katanya.

“Tea Blend ini menjadi minuman kekinian yang merupakan favorit para kaum milenial. Karena tampilannya yang menarik dengan aroma, rasa, dan warna yang sesuai selera mereka. Kondisi ini disebabkan oleh karena masyarakat yang telah menyadari bahwa meminum teh lebih menyehatkan ketimbang kopi,” sebut pria yang bersedia untuk mengajari siapapun yang ingin mengetahui ataupun cara meracik tea blend dengan baik.

Dari segi pemasarannya, kata Wahyudi, Tea blend kalau untuk saat ini masih masif di online di Ig : @shanayatea dan Tiktok: @shanayatea, atau beberapa reseller.

Baca Juga:Asiafi Pandu Senam Sehat Bersama Warga Siantar di Gebyar UMKM 2022

“Selain itu, kita mencoba mengenalkan ke masyarakat khususnya Kota Pematang Siantar tentang tea blend ini melalui kegiatan-kegiatan pameran. Supaya bisa sekalian mengedukasi tentang teh. Lalu, apa kesulitan yang dihadapi hingga saat ini?” bebernya.

Dia mengatakan, meski usahanya tersebut dekat dengan penghasil teh yakni Bah Butong di Kabupaten Simalungun, tapi kwalitas yang sering didapatkannya bukan lah kwalitas great satu.

“Kesulitan kita sampai di hari ini adalah dari segi alat untuk proses produksinya dan supply bahan baku. Jadi, untuk bahan-bahan baku kering seperti bunga, buah-buahan yang sulit kita dapatkan di sini, maka kami membelinya dari luar seperti Bandung dan Bali,” ujar Wahyudi.

“Rencananya, di tahun 2023 kita akan membuka rumah teh atau rumah seduh. Di sini nanti, masyarakat yang mau mencoba olahan teh Shanaya tea, dan ingin mendapat edukasi tentang olahan teh atau tea blend, mau tahu sejarah teh, bisa datang ke rumah teh tersebut nantinya,” tuturnya.(yetty/hm10)

Related Articles

Latest Articles