9.4 C
New York
Wednesday, March 27, 2024

Credit Suisse Diambang Kebangkrutan, Begini Kondisi Terkini

Jakarta, MISTAR.ID

Kondisi Credit Suisse sangat memprihatinkan saat ini. Otoritas Pengawas Pasar Keuangan Swiss, FINMA, mempertahankan keputusannya meminta Credit Suisse menghapus nilai obligasi ‘additional tier one’ (AT1).

Obligasi senilai 16 miliar franc Swiss atau setara dengan US$ 17,3 miliar itu akan sepenuhnya terkena write off (hapus buku) setelah aksi akuisisi darurat Credit Suisse Group oleh UBS Group.

FINMA beranggapan, pinjaman yang diterima Credit Suisse dari Bank Nasional Swiss pekan lalu, dan didukung oleh pemerintah federal, menandakan persyaratan penurunan nilai terhadap obligasinya telah terpenuhi.

Baca Juga:VI Percaya RI Masih Kebal dari Efek Kolaps SVB dan Krisis Credit Suisse

Obligasi AT1 dianggap sebagai instrumen investasi yang berisiko oleh FINMA. obligasi AT1 banyak diterbitkan oleh bank Eropa pasca-krisis finansial 2008 demi meningkatkan modal tanpa harus menerbitkan efek ekuitas baru.

Tujuan adanya obligasi AT1 untuk menambah lapisan perlindungan bagi fundamental bank. Apabila rasio modal sebuah bank berada di bawah ketentuan, atau jika otoritas mengintervensi, obligasi AT1 bisa dihapus dan dikonversi menjadi saham demi menahan risiko kolaps.

Keputusan ini membalikkan hierarki restitusi di Eropa yang biasa jika terjadi kegagalan bank di bawah kerangka Basel III pasca-krisis keuangan, menempatkan pemegang obligasi AT1 di atas investor saham.

Pemegang obligasi ini pun kini disebut-sebut sedang menjajaki langkah hukum atas penurunan nilai yang diperdebatkan.

“Instrumen AT1 yang dikeluarkan oleh Credit Suisse secara kontrak menyatakan bahwa instrumen tersebut akan sepenuhnya ditulis dalam ‘viability event’, khususnya jika dukungan pemerintah yang luar biasa diberikan,” kata FINMA dalam sebuah pernyataan dikutip media, Kamis (23/3/23).

“Karena Credit Suisse menerima pinjaman bantuan likuiditas luar biasa yang dijamin oleh sebuah federal default guarantee pada 19 Maret 2023, persyaratan kontraktual ini dipenuhi untuk instrumen AT1 yang diterbitkan oleh bank,” ujarnya.

Setelah harga sahamnya anjlok ke level terendah sepanjang masa pekan lalu, Credit Suisse mengumumkan mereka telah mendapatkan pinjaman hingga 50 miliar franc Swiss dari Bank Nasional Swiss.

Pemerintah federal Swiss memberlakukan peraturan darurat untuk menjamin bantuan likuiditas tambahan dari Bank Nasional Swiss ke Credit Suisse, untuk memastikan keberhasilan implementasi pengambilalihan UBS.

Baca Juga:Kekhawatiran Bank Picu Jatuhnya Harga Minyak

“Peraturan tersebut juga memberi wewenang kepada FINMA untuk memerintahkan peminjam dan grup keuangan untuk menuliskan tambahan modal Tier 1,” kata regulator, Kamis (23/3/23).

“Pada hari Minggu, solusi dapat ditemukan untuk melindungi klien, pusat keuangan, dan pasar,” kata CEO FINMA Urban Angehrn.

Dalam konteks ini, penting agar bisnis perbankan Credit Suisse tetap berjalan lancar dan tanpa gangguan. Itulah yang terjadi sekarang. (cnbc/hm12)

Related Articles

Latest Articles