14.5 C
New York
Friday, April 12, 2024

Tradisi Unik di Indonesia Saat Idul Fitri

Jakarta, MISTAR.ID

Pada saat Hari Raya Idul Fitri dan periode pasca-Idul Fitri, masyarakat Indonesia memiliki beberapa tradisi unik yang dilakukan. Diketahui dari berbagai sumber, Selasa (9/4/24), berikut adalah beberapa tradisi unik Lebaran yang ada di berbagai daerah Indonesia:

Baraan

Tradisi Baraan adalah perayaan Idul Fitri yang dilakukan di Bengkalis, Riau. Baraan melibatkan kunjungan massal ke tetangga pada awal bulan Syawal, dengan berbagai jenis kegiatan seperti Baraan RT, RW, kantor, desa, dan organisasi.

Selama perayaan ini, warga Bengkalis saling berkunjung dan menyediakan hidangan seperti ketupat, opor ayam, dan kue.

Tari Topeng Muaro Jambi

Perayaan Idul Fitri di Jambi ditandai dengan Tari Topeng Muaro Jambi, yang melibatkan anak-anak muda yang menari dengan topeng berwarna-warni. Tradisi ini sudah ada sejak lama dan merupakan simbol kesakralan lebaran serta kesempatan untuk berkumpul dan memaafkan satu sama lain.

Baca juga: Mengenal Tradisi Malam Tujuh Likur, Warisan Budaya Melayu

Nyembah Belari

Di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, terdapat tradisi Nyembah Belari. Masyarakat akan mengunjungi setiap rumah dengan berlari atau berjalan cepat setelah shalat Idul Fitri.

Anak-anak tidak akan masuk ke rumah-rumah, melainkan berdiri di teras rumah dan menunggu pemberian pernak-pernik dari tuan rumah.

Grebeg Syawal

Grebeg Syawal adalah tradisi Jawa yang menandai berakhirnya bulan Ramadhan. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Prajurit Karaton akan mengarak dua gunungan besar yang berisi makanan dan sesaji menuju Masjid Agung Karaton.

“Setelah didoakan, makanan akan dibagikan kepada masyarakat sebagai ucapan syukur setelah Lebaran dan untuk memohon berkah serta keselamatan,” seperti tertulis di situs Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca juga: Kegiatan Seni Budaya Wisata Air Terjun Mbilulu Dipadati Pengunjung

Lebaran Ketupat

Lebaran Ketupat adalah perayaan pada hari ke-8 Syawal setelah melakukan puasa enam hari di awal bulan Syawal.

Masyarakat di Jawa berkumpul untuk memakan ketupat bersama-sama disertai lauk pauknya seperti opor, rendang, dan lain-lain sebagai simbol saling memaafkan dan mensucikan diri setelah Hari Raya Idul Fitri. (mtr/hm20)

Related Articles

Latest Articles