7.8 C
New York
Friday, April 19, 2024

Kelompok Juli Tani Panen Cabai Hingga 21 Ton Per Hektar

Medan, MISTAR.ID

Kelompok Juli Tani yang berasal dari Deli Serdang, salahsatu kelompok binaan dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Utara kini mampu menyerap tenaga kerja. Mereka bisa panen hingga 21 ton per hektar.

Hal ini diungkapkan Ketua Kelompok Juli Tani, Yareli, Kamis (5/11/20). Dikatakan Yareli, anggota kelompok ada 105 orang, maka tenaga kerja saat ini selain ditambah anggota kelompok tersebut mencapai 250 orang. “Sisanya itu adalah tenaga kerja dari Desa Karang Anyer dan Beringin,” kata Yareli.

Dipaparkan Yareli, Kelompok Juli Tani yang berdiri pada 1 Juli 1982 awalnya masih beranggotakan 30 orang. Mereka merupakan perkumpulan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Dusun Yogya, Deli Serdang yang berasal dari berbagai daerah.

Baca Juga:4 Kelompok Tani Binaan PT Inalum Panen Raya Jagung di Desa Pintu Pohan Tobasa

Dari tahun 1982 tersebut masih 30 orang. Pada saat itu kelompok tani tersebut bergerak di bidang tanaman pangan dan berinisiatif membuat dam atau bendungan. Namun, sambung Yareli, memasuki tahun 1989, robohlah dam yang dibuat secara swadaya tadi lantaran hanya terbuat dari bahan bambu untuk mengaliri persawahan.

“Masuk 1999 maka berubah menanam cabai. Itu awalnya Kelompok Juli Tani menanam cabai. Namun karena budidayanya nggak karuan dilakukan secara konvensional, hasilnya belum terlalu signifikan. Karena kita belum tahu teknik budidaya menanam cabai karena hanya sebagai alternatif setelah rubuhnya dam tadi,” jelasnya.

Singkat cerita, dikatakan Yareli, di tahun 2014 sudah berubah kepengurusan. Kemudian tahun 2017 tepatnya 31 Mei 2017 Kelompok Juli Tani dikenal dengan BI wilayah Sumut. Kemudian dijadikan klaster cabai merah. “Alhamdulillah sejak 2017 itu terjadi peningkatan karena kami mulai dilatih bagaimana cara teknik budidaya yang benar, pengolahan lahan secara mekanisasi yang baik. Dari awalnya penghasilan itu baru 10 ton per hektar. Kini capaian kita di 2020 sudah mencapai 21 ton per hektar,” ungkapnya yang sudah lima kali dalam kepengurusan.

Baca Juga:Mahal Dan Menyehatkan, Umbi Porang Dibudidayakan Petani

Menjadi klaster cabai merah, akhirnya Kelompok Juli Tani yang telah menjadi binaan BI, kini bisa menyerap tenaga kerja dari daerah lain. Khususnya desa yang ada di Kecamatan Beringin. “Pekerja kita untuk olah lahan pembuatan bedengan tanaman adalah orang-orang dari desa sekitar. Apalagi pada musim panen kemarin. Itu banyak ibu-ibu rumah tangga yang selama ini gak bekerja justru kerja di Kelompok Juli Tani untuk memetik cabai merah,” urainya.

Kini, fasilitas yang dimiliki oleh Kelompok Juli Tani yang sudah dibantu oleh BI ada Sub Terminal Agribisnis (STA) selain Alsinta. Kemudian pihaknya juga memiliki minilab dan sekarang sudah memiliki Learning Centre. “Pada saat ini di learning centre kita ada pelatihan tentang agrowisata organik dan para pesertanya itu dari petani Kabupaten Toba selama 3 hari. Kita juga sudah menjadi tempat studi banding dari tahun 2018 tepatnya setelah BI masukkan kita jadi binaan BI. Banyak petani itu yang datang untuk studi banding ke Kelompok Juli Tani,” terangnya.

Yareli mengungkapkan, sejak 2018 itu dari Kabupaten Paluta sebanyak 1.550 petani datang untuk studi banding sebanyak yang dibagi menjadi lima gelombang. Bahkan setiap minggu juga ada dari Langkat sebanyak 800 orang. Kemudian 2019 juga pernah petani dari Kalimantan Barat melalui Yayasan Swadaya Dian Khatulistiwa belajar ke Kelompok Juli Tani.

Baca Juga:Komunitas Petani Lebah Memetik Manisnya Madu Pada Alam

“Kemudian dari Pakpak Bharat, Sulawesi yang juga belajar ke Kelompok Juli Tani bagaimana cara teknik budidaya, baik untuk menanam cabai atau padi yang kita lakukan saat ini. Ditambah di 2020 ini hasil tani kita susah sampai 21 ton. Itulah prestasi yang dimiliki Kelompok Juli Tani setelah jadi binaan BI,” ungkapnya.

Tak itu saja, prestasi lain dari Kelompok Juli Tani di tahun 2019 itu menjadi juara satu kelompok tani terbaik tingkat Provinsi Sumut. “Doakan mudah-mudahan tahun ini kita sedang mengikuti penjurian klaster di BI juga dan informasi terakhir kita sudah masuk 3 besar. Mudah-mudahan tahun ini kita bisa juara,” katanya.

Produksi Berkurang Hingga 13 Ton Per Hektar

Sejak pandemi Covid-19 masuk di awal Maret 2020. Memang cukup berdampak bagi petani khususnya di Kelompok Juli Tani. Saat adanya lockdown kita tidak bisa mengirim atau menjual hasil panen cabai dalam jumlah banyak. “Panen di Maret 2020 itu terjadi penurunan hasil hingga 13 ton per hektarnya. Tapi Alhamdulillah, kondisi mulai normal. Apalagi cabai menjadi bahan yang selalu dikonsumsi oleh masyarakat akhirnya meningkat lagi. Dari catatan kita setelah melakukan observasi hasil panen kita sudah mencapai 21 ton per hektar,” sebutnya.

Baca Juga:Waw! Kejutan Pertanian Padi dari Batu Bara, Pupuk Organik Hasilkan 8,5 Ton/Hektar

Rencananya tahun ini, Kelompok Juli Tani akan menjual benih lokal sendiri. Tidak hanya dalam bentuk fresh atau olahan tapi juga menjual benih. Saat ini sedang tahap sertifikasi benih lokal Kelompok Juli Tani dengan nama Jusimer atau kepanjangan dari Juli Sidodadi Beringin bermakna nama kelompok, nama desa dan nama kecamatan atau Jesimer.

“Kita juga memiliki olahan dari cabai seperti saus cabai, bon cabai, cabai bubuk dan kita juga peduli lingkungan,” pungkasnya.(anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles