18.2 C
New York
Wednesday, May 1, 2024

Rumah Baca Pelita Bangsa Latih Literasi Siswa SD di Simalungun

Simalungun, MISTAR.ID

Francius Sipayung, seorang guru honor di SD Negeri Kecamatan Panei, Kabupaten Simalungun, menyampaikan perkembangan dunia yang pesat seharusnya tidak dipandang secara negatif.

Namun dibutuhkan literasi dan tindakan bijak untuk mengontrol bagaimana generasi bangsa bersikap di tengah perkembangan teknologi digital.

Untuk tetap menjaga semangat berliterasi sejak dini, ia mendirikan Rumah Baca Pelita Bangsa sejak tahun 2020. Rumah baca ini didirikan saat wabah Covid-19 sedang ganas-ganasnya. Lokasinya tak jauh dari SD tempatnya mengajar.

Berbagai rintangan yang dihadapi, ternyata tidak menyurutkan niat Francius. Sebanyak 4 orang anak yang masih mengenyam di Sekolah Dasar (SD) menjadi anggota di Rumah Baca Pelita Bangsa. Menunjukkan kebolehan mereka dalam berliterasi, keempatnya menuliskan cerita mereka selama libur sekolah.

Baca juga: Meriahkan Liburan Sekolah, Ada Safari Literasi Sumut 2023 di Toba Caldera Resort

Cerita pertama dari Chloe Yujinia Sinaga. Chloe ingin menjadi pelukis terkenal atau CEO perusahaan. Chloe kerap mengisi waktu luangnya untuk menggambar dan menulis cerita.

Lanjut Chloe, ia juga sering membantu pekerjaan rumah seperti mencuci piring, menyapu rumah, serta menjaga adiknya. Selain itu, siswi yang kerap disapa Yujinia ini tidak ingat berapa jumlah lukisannya karena sudah terlalu banyak.

“Hobi terbesarku adalah melukis. Aku meluangkan banyak waktu untuk melukis. Sudah puluhan gambar yang ku buat. Sampai-sampai aku lupa waktu makan dan tidur hanya karena melukis,” tulis anak dari seorang guru Bahasa Inggris ini.

Selain ingin menjadi pelukis terkenal di Indonesia, Yujinia berkeinginan melanjutkan perkuliahan di salah satu Universitas di Jepang. Saat ini, ia sudah banyak mempelajari tentang negara Jepang. Mulai dari kota-kota di Jepang, bahasa, dan berbagai universitas di Jepang.

Baca juga: Melek Teknologi Perlu, Perguruan Nusantara Lubuk Pakam Gelar Nobar Literasi Digital

Di akhir tulisannya, Chloe berterima kasih kepada guru kelas sebelumnya yang telah mengajari mereka tentang ketertiban, kekreatifan, keteladanan, serta kedisiplinan dan kerja sama.

“Terima kasih Pak Frans Sipayung. Guruku yang penyabar, tegas, serta baik dalam mengajarkan sesuatu,” tulis Yujinia.

Siswa lainnya di Rumah Baca Pelita Bangsa bernama Cahaya Fitriana Sidabutar. Anak terakhir dari 4 bersaudara ini bercita-cita sebagai guru. Tak berbeda dengan Yujinia, Cahaya juga sering membantu membereskan pekerjaan rumah.

“Bangun tidur aku melipat selimut, menyapu rumah, juga membersihkan pekarangan,” tulis anak dari JA Sianipar dan R br Siahaan ini.

Baca juga: Dorong Peningkatan Literasi Digital Pelajar, Kadin Sumut Lakukan Ini

Tak lupa Cahaya juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Frans Sipayung.

“Terima kasih pak guru, karena telah membuat hari libur kami beraktivitas. Termasuk guru-guru yang lain. Semua baik,” tulisnya.

Selanjutnya, ada siswa bernama lengkap Feby M Silalahi. Ia menceritakan tentang kehidupan sehari-harinya yang suka bermain permainan tradisional. Feby bercita-cita menjadi seorang dokter. Feby membantu pekerjaan orang tuanya dengan berkebun. Mulai menanam jagung, dan pergi ke sawah.

Terakhir, tulisan atas nama Chyntiarra Vega Siburian siap meraih cita-citanya sebagai pramugari. Seringnya, Chyntiarra bermain bersama ketiga adiknya di rumah. (Indra/hm20)

Related Articles

Latest Articles