19.1 C
New York
Monday, April 29, 2024

Kisah Perjuangan IRT Merintis Usaha, dari Kios Eceran Kini Jadi Grosir Sembako

Simalungun, MISTAR.ID

Seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kecamatan Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara merintis usahanya dari warung kecil, hingga kini telah berhasil meningkat jadi grosir sembako lumayan lengkap.

Namanya Asni Samosir, berjibaku merintis usahanya mulai dari kios kecil-kecilan, ini telah menjadi grosir sembako, tempat pembelian barang dagangan bagi penjual warung eceran.

Dalam merintis usaha toko kelontongnya, ia mengungkapkan, muali dibangun sejak tahun 2010 dengan modal seadanya.

“Modal saya berjualan pertama kali itu, kurang lebih Rp500 ribu, dulu masih warung kecil,” ujarnya saat ditemui Mistar.id, Minggu (9/7/23) sore.

Baca juga : Gunakan Pembayaran QRIS, Pengusaha Bengkel Sepeda Motor Punya Kisah Tersendiri

Dengan modal seadanya, dengan keuletan dan ketekunan, Asni terus menapaki kesuksesan sebagai seorang wirausaha.

Usaha yang ia rintis ini menjadi satu-satunya sumber pencaharian yang mampu menghidupi keluarga, serta menyekolahkan anaknya hingga ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang ada di Jakarta.

Di balik kesuksesannya saat ini, ibu 2 anak ini mengakui ada titik terendah yang pernah ia rasakan.

Dimana pada saat ia mulai merintis usaha toko kelontongnya, suaminya pergi merantau sehingga ia harus merintis toko sendirian.

Baca juga : Kisah Inspiratif Buka Bengkel Servis Motor, Awalnya dari Tukang Tambal Ban

“Suami saya pergi merantau, jadi saya harus merintis toko ini sendirian,” ungkapnya.

Keputusannya berani membangun usaha toko kelontong ini, dikarenakan ia tidak mampu berkebun seperti layaknya masyarakat sekitar, sehingga ia memutuskan untuk merintis toko kelontong.

“Saya tidak bisa berkebun, jadi selama suami saya pergi merantau, saya bangun kios untuk memenuhi kehidupan pada waktu itu. Sekalian membantu suami untuk bisa membiayai keluarga kecil kami ini,” tuturnya.

Selama beberapa tahun, akhirnya usaha toko kelontongnya beranjak makin besar, bahkan boleh terbilang,  kini menjadi grosir sembako bagi penjual eceran di sekitarnya.

Baca juga : Kisah Inspiratif, Berdirinya Syurga Kurma di Kota Medan: Berawal dari Anjuran Dokter

Ia mengungkapkan selama merintis usaha, dalam memutar modalnya dengan membayar setengah dari harga penuh, apabila harga barang yang diambilnya kurang lebih mencapai Rp25 juta.

“Saya ambil barang kalau sampai Rp25 juta maka bayar setengah dulu, tetapi kalau barangnya hanya seharga Rp15 juta saya langsung bayar satu kali,” ungkapnya.

Dalam merintis usahanya, Asni juga mengungkapkan banyak penjual eceran yang mengutang dulu ketika mengambil barang atau sembako pada dirinya.

Baca juga : Kisah Kaiji Wada, Warga Muslim Jepang saat Jalankan Puasa Ramadhan

Tetapi harga sembako tersebut ada sebagian yang dibayar dan ada pula tidak dibayar sampai saat ini.

Tetapi ia merasa bersyukur, di balik cobaan selama ia merintis usahanya, yang awalnya merupakan kios kecil menjadi grosir sembako besar seperti saat ini.

“Bersyukur sampai pada titik ini, nanti kalau ada modal lagi, ya saya mau perluas lagi kios ini,” tandasnya. (abdi/hm18)

Related Articles

Latest Articles