16 C
New York
Wednesday, April 17, 2024

Sertifikat Pesparawi Nasional Tak Diakui, Kacabdis Wilayah VI: Penilaian di Sistem Aplikasi PPDB

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Salah seorang siswa mengaku, kecewa terhadap aturan di salah satu SMA Negeri yang cukup terkenal di Kota Pematang Siantar.

Pasalnya, saat melamar melalui jalur prestasi lomba non akademik, membawa sertifikat juara I Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Tingkat Nasional ke XIII di Yogyakarta tahun 2022 yang dimilikinya, justru tidak diakui pihak sekolah.

Padahal, orang tua siswa itu awalnya telah mendaftar melalui sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online 2023, dengan perolehan nilai bobot skor 32, berjenjang beregu dan juara I nasional. Hal ini tentunya membuat bingung orang tua pelajar tersebut.

Baca juga: Siswa Kecewa, Sertifikat Pesparawi Nasional Tak Diakui Salah Satu SMA Negeri di Siantar

Apalagi pihak sekolah yang dituju menyarankan untuk tidak menggunakan sertifikat Pesparawi Nasional ketika melakukan pendaftaran. Melainkan mendaftar dengan menggunakan sertifikat juara perorangan di tingkat Kota/Kabupaten.

Saat dikonfirmasi, Kepala Cabang Dinas Wilayah VI yang membawahi Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun , Ramadhan Zuhri Bintang mengatakan, bukan sekolah itu tidak mengakui prestasi dari calon peserta didik baru tersebut. Tetapi yang memberi penilaian adalah sistem di aplikasi sesuai dengan aturan petunjuk teknis (juknis) PPDB 2023.

“Bukan sekolah yang tidak mengakui prestasi dari siswa itu. Tetapi yang memberikan penilaian adalah sistem di aplikasi sesuai dengan aturan pada juknis PPDB 2023. Bukan kami yang buat keputusan itu,” kata Zuhri, Jumat (2/6/23).

Baca juga: PPDB 2023 Tahap II di Sumut Dibuka, Ini Jadwal Lengkapnya

Saat disinggung terkait minimnya sosialisasi PPDB online 2023, Zuhri dengan tegas mengatakan, pihaknya sudah melakukan secara maksimal, baik di tingkat cabang dinas, dengan mengundang seluruh Kepala Sekolah (Kepsek) dan operator sekolah.

Bahkan setiap sekolah melakukan sosialisasi dengan mengundang berbagai elemen terkait, para Kepsek SMP, siswa-siswi dan pemerhati pendidikan.

“Setiap sekolah penyelenggara PPDB juga membuat spanduk di masing-masing sekolah. Brosur juga dibagikan ke setiap SMP. Jadi saya membantah jika dikatakan minim sosialisasi,” tegas Zuhri. (yetty)

Related Articles

Latest Articles