19.5 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia, Ini Reaksi Pemerhati Sepak Bola Siantar

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Piala Dunia U-20 yang batal digelar di Indonesia mendapat reaksi dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk pemerhati sepak bola dari Kota Pematang Siantar, Jumat (31/3/23).

Pemerhati itu adalah Jonner Silaen yang juga merupakan Chief Executive Officer (CEO) dari tim Persatuan Sepak Bola Siantar (Persesi) ketika bertanding di Liga 3 Zona Sumatera Utara (Sumut).

“Sebagai insan pemerhati sepak bola kita sangat terkejut, sangat sedih, sangat kesal, bercampur aduk semuanya mendengar informasi dari FIFA secara langsung, bahwasanya Indonesia tidak jadi tuan rumah Piala Dunia 2023 ini,” ujarnya melalui voice note yang dikirim via pesan aplikasi WhatsApp (WA).

Yang mana sebenarnya, kata Jonner, perhelatan Piala Dunia U-20 sudah tinggal hitungan bulan akan dilangsungkan.

Baca Juga:Pasca-Piala Dunia U-20 Batal, Pengamat: Elektabilitas Ganjar Berpotensi Turun

“Sangat disayangkan, karena melihat antusias masyarakat, yang mana sebenarnya, bidding (tawaran)-nya ini adalah tahun 2019, kita mendapat jatah tuan rumah yang seharusnya dilaksanakan tahun 2021, dan akibat Covid ditunda hingga 2023,” bebernya.

Menjelang perhelatan Piala Dunia U-20, kata Jonner, stadion-stadion yang jadi venue pertandingan sudah dipercantik.

“Bahkan volunter-volunter sudah dipersiapkan, undangan dan segala macam sudah dipersiapkan, persiapannya sudah matang, bisa dikatakan sudah 90 persen kita siap melaksanakan agenda Piala Dunia U-20. Tetapi sangat disayangkan pergolakan terjadi, sangat tidak kita harapkan di Indonesia itu adanya penolakan timnas Israel,” ketusnya.

“Jujur, memang betul, secara konstitusi, kita tidak mengharapkan yang namanya penjajahan di dunia ini, walaupun Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, dalam hal ini sangat berbeda secara sudut pandang saya, ini adalah olahraga, bukan politik. Timnas Israel datang ke Indonesia, bukan yang pertama sekali. Cabang olahraga bulu tangkis, mereka sudah tanding, cabang olahraga panjat tebing juga sudah,” ungkapnya lebih lanjutnya.

Baca Juga:Pasca-Piala Dunia U-20 Batal, Pengamat: Elektabilitas Ganjar Berpotensi Turun

Dibatalkannya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20, Jonner merasa sangat aneh.

“Ini sangat aneh sebenarnya, dan saya yakin hampir seluruh masyarakat Indonesia itu sangat kecewa dan Indonesia pastinya akan jadi bahan perbincangan. Indonesia kedepannya akan sulit untuk mendapatkan jatah tuan rumah piala dunia, bahkan olimpiade sekalipun,” tuturnya.

“Dalam olimpiade pun akan ada timnas Israel. Sangat aneh sebenarnya, dan di sini saya sangat kasihan melihat adek-adek kita yang sudah berlatih dan berkompetisi, tentunya sangat berharap jadi bagian timnas usia 20 di piala dunia nanti,” bebernya lebih lanjut.

Masih kata Jonner, Piala Dunia U-20 merupakan sejarah buat Indonesia sekalipun jadi tuan rumah piala dunia kelompok umur.

Baca Juga:Legenda Sepak Bola Sumut Berharap Piala Dunia U-20 Tetap di Indonesia

“Nah inikan jadi patokan, bila kita sukses, tentu tahun 2034 kita bisa ikut bidding lagi untuk yang senior. Hal yang paling penting, ini adalah kesempatan kita untuk menjadi salah satu peserta. Jika tidak, jatah tuan rumah, saya rasa kita sangat sulit untuk menjadi peserta piala dunia, baik kelompok umur maupun senior,” katanya.

“Kesempatan itu hilang begitu saja, mimpi adik-adik kita buyar hanya karena pergolakan politik yang menurut saya tidak penting untuk dibahas. Karena timnas Israel datang bukan untuk berperang, mereka itu hanya olahraga. Karena pemersatu bangsa, pemersatu internasional itu adalah olahraga,” tukasnya.

Dia menyebutkan, standar FIFA itu tidak boleh ada campur tangan pemerintah, dalam hal ini sudah terang dan jelas,  ada dua gubernur yang membuat penolakan secara langsung. Belum lagi dari partai.

“Nah itu menjadi sangat sensitif bagi FIFA kalau ada campur tangan pemerintah. Bukan hanya dari pemerintah pusat, tapi juga pemerintah daerah karena rencana jadwal pembagian grup itu diadakan di Bali. Nah, gubernurnya sendiri menolak. Dan salah satu venue-nya adalah Jawa Tengah yaitu Stadion Manahan Solo, dan itupun ditolak sama gubernurnya,” sambungnya.

Baca Juga:Presiden Tunggu Laporan Ketua Umum PSSI Perihal Potensi Sanksi FIFA

Tindakan membela dan berbagi rasa yang dilakukan suatu bangsa kepada bangsa lain adalah hal yang lumrah.

“Kita boleh membela Palestina, kita boleh berbagi rasa dengan Palestina, tapi kita harus memikirkan anak-anak kita, anak-anak bangsa yang berjuang, bermimpi untuk terlibat langsung dalam suatu kompetisi piala dunia. Dan ini saya rasa kesempatan yang langka. Sangat disayangkan, kesempatan yang langka ini malah buyar begitu saja,” ketusnya.

Namun demikian, Jonner tetap mengucapkan terima kasih kepada upaya Erick Tohir melobi untuk menjadikan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

“Ya kita juga berterima kasih kepada Erick Tohir Ketua Umum PSSI yang sudah berjuang melobi sana-sini, dan berhasil. Namun demikian, sebagai bangsa, kita harus tegakkan kepala, jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Seperti apa yang disampaikan Pak Jokowi juga, kita raih mimpi dan kita berdoa supaya PSSI dan timnas Indonesia tidak dikenakan sanksi atau dibanned oleh FIFA,” tutupnya. (ferry/hm14)

Related Articles

Latest Articles