9.9 C
New York
Friday, April 19, 2024

Peringati Hari Disabilitas, Komunitas GERKATIN Berharap Kepedulian Pemerintah

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) menjadi momentum untuk menegaskan kepedulian dan pengakuan terhadap para penyandang disabilitas seluruh dunia. Seperti yang dilakukan oleh Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) Siantar – Simalungun dengan  menggelar pawai bersama dari berbagi macam penyandang disabilitas lainnya, yang dimulai dari Tugu Becak Siantar, pada Sabtu (10/12/22).

Tampak, para penyandang disabilitas tuna rungu yangi tidak dapat mendengar atau tuli ini senang dan bahagia bisa berkumpul dengan teman-temannya yang lain. Hal itu terlihat saat satu dengan yang lainnya berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

Salah seorang relawan ataupun pendamping para GERKATIN Kota Pematang Siantar, Yanti Simangunsong mengatakan dalam memperingati Hari Disabilitas Internasional tahun ini, GERKATIN merangkul teman-temannya yang memiliki kebutuhan khusus tuna rungu.

Baca juga:Pemkab Asahan Berikan Penali Asih ke Atlet Disabilitas Berprestasi

“Walau Hari Disabilitas Internasional yang jatuh tanggal 3 Desember setiap tahunnya, hari ini GERKATIN dan komunitas lainnya ingin memberi semangat terus bagi teman-teman yang memiliki kebutuhan khusus seperti tuna rungu ini. Kami hanya ingin berbuat baik kepada sesama,” ungkapnya.

Dia menambahkan, peringatan HDI ini sebagai langkah maju bagi kelompok difabel di Kota Pematang Siantar maupun Kabupaten Simalungun. Sebab, tak sedikit dari penyandang disabilitas merasa kurang percaya diri saat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Yanti berharap kepada semua pihak untuk lebih peka terhadap kehadiran tunarungu. Menurutnya semua orang harus peduli dengan kondisi tunarungu, baik dari keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan kerja, maupun pemerintah. Tuna rungu ini seringkali dipandang sebelah mata oleh orang-orang sekitar. Bahkan saat melamar pekerjaan pun, mereka selalu dipinggirkan.

“Kami berharap kepada pemerintah pusat ataupun daerah agar bisa memperhatikan serta bisa memberikan akses kepada teman-teman disabilitas tuna rungu ini, seperti diterima di dalam perkuliahan dan juga pekerjaan,” ujarnya.

Seperti yang diungkapkan salah satu anggota GERKATIN Kota Pematang Siantar, Agnes Parhusip (47). Melalui Yanti, wanita ibu rumah tangga ini sambil menggunakan bahasa isyarat mengatakan, setiap melamar pekerjaan di manapun, Agnes dan teman-temannya yang berkebutuhan khusus selalu ditolak. Bahkan, tak sedikit masyarakat yang mengolok-olok dirinya.

Baca juga:Bobby Nasution Pantau OPD untuk Pastikan Kesempatan Kerja Bagi Disabilitas

“Perusahaan langsung menutup pintu kesempatan bekerja, sebelum mereka melihat kemampuan kami. Tolong pemerintah, beri lowongan kerja buat kami khususnya Tuna rungu. Kami tidak hanya bisa menjahit, tapi menulis dan yang lainnya juga bisa,” ujarnya.

Agnes berharap masyarakat membuka hati terhadap penyandang disabilitas seperti dirinya. Pasalnya, para tunarungu seringkali diremehkan kemampuannya hanya karena memiliki penampilan fisik yang berbeda yang dianggap tidak cocok disetarakan dengan orang normal.

“Kami berharap teman-teman difabel tetap semangat berkarya dan terus memberikan yang terbaik, serta memilki mimpi dan harapan kedepannya tetap maju,” katanya dengan menggunakan bahasa isyarat sambil tersenyum. (yetty/hm06)

 

 

Related Articles

Latest Articles