Harga Singkong Anjlok di Simalungun, Petani Bosar Galugur Mengeluh

Panen singkong di Nagori Bosar Galugur. (f:abdi/mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Sejumlah petani di Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, mengeluhkan anjloknya harga singkong atau ubi kayu yang saat ini hanya berkisar Rp700 hingga Rp800 per kilogram.
Penurunan harga ini dinilai sangat memberatkan petani, terutama setelah masa tanam yang memakan waktu hingga sembilan bulan.
Menurut salah satu petani setempat, Prayetno, harga singkong pada bulan Maret 2025 masih berada di kisaran Rp1.000 hingga Rp1.100 per kilogram.
Namun, sejak akhir April, harga tiba-tiba turun drastis hingga ke level Rp700 per kilogram.
Adapun penyebab turunnya harga, para petani tidak mengetahui dan menganggap fluktuasi harga itu sesuatu yang biasa, bahkan harga ubi kayu pernah menyentuh angka di bawah Rp500 per kilogram.
"Hasil produksi kami, biasanya disalurkan ke agen atau toke yang ada di Bosar Galugur," ujar Prayetno kepada MISTAR.ID, Selasa (27/5/2025).
Ia menambahkan, sembilan bulan menanti masa panen, perawatan di kebun dilakukan dengan pemupukan satu kali bisa menggunakan pupuk organik dan pupuk dari PT Pusri.
"Untuk mendapatkan pupuk dari PT Pusri, kami harus melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)," katanya.
Keluhan serupa disampaikan Zul Efendi (32), petani lain di Nagori Bosar Galugur. Ia menuturkan bahwa harga singkong saat ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tahun sebelumnya (harga singkong) bisa mencapai Rp1.700 bahkan Rp1.900 per kilogramyang menjadi harga tertinggi saat itu," ujar Zul.
Para petani berharap pemerintah daerah maupun dinas terkait dapat mengambil langkah konkret untuk menstabilkan harga singkong, termasuk membuka akses pasar yang lebih luas dan mendukung sistem distribusi hasil pertanian secara langsung ke industri pengolahan. (abdi/hm27)