13.9 C
New York
Friday, April 12, 2024

Heboh Gunung Berapi Diklaim Muncul Pasca Gempa Bawean

Bawean, MISTAR.ID

Media sosial dipenuhi dengan berita tentang munculnya gunung berapi di daerah Grobogan, Jawa Tengah, setelah serangkaian gempa di Bawean beberapa waktu lalu. Beberapa pengguna media sosial mempertanyakan kebenaran gunung berapi tersebut.

Untuk menjawab kekhawatiran publik, Muhammad Wafid, yang menjabat sebagai Kepala Badan Geologi menjelaskan bahwa objek yang viral tersebut adalah Bledug Kramesan yang terletak di Dusun Medang, Sendangrejo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Menurutnya, fenomena seperti Bledug Kramesan telah ada sejak lama dan telah disebut dalam beberapa naskah dari kerajaan di Jawa yang membahas keberadaan gunung lumpur atau gunung lumpur ini.

“Dijelaskannya bahwa jarak antara Bledug Kramesan dan Bledug Kuwu adalah sekitar 3,4 km. Bledug Kramesan ini memiliki ketinggian sekitar 25 meter dari permukaan tanah. Bledug-bledug ini adalah materi dari lumpur diapir yang naik ke permukaan melalui rekahan dan retakan-retakan serta struktur sesar,” paparnya dalam sebuah pernyataan yang dilihat pada, Kamis (28/3/24).

Baca juga: Ditemukan Sumber Air Panas di Bawean Pasca Gempa

Selanjutnya, Wafid menjelaskan bahwa wilayah di mana Bledug Kramesan dan Bledug Kuwu terjadi pada periode Paleogen termasuk dalam Pati Through, yang memungkinkan pengendapan sedimen secara cepat dan tebal.

Secara fisik, wilayah ini termasuk dalam antiklinorium Zona Rembang yang terdiri dari pegunungan lipatan berbentuk antiklinorium yang membentang dari Barat ke Timur, dari Kota Purwodadi melalui Blora, Jatirogo, Tuban hingga Pulau Madura.

“Batuan yang terendapkan di zona ini, setelah mengalami penimbunan dan kompresi, akan membentuk lumpur diapir yang terdiri dari material halus yang tidak terkonsolidasi. Material halus ini dapat naik ke permukaan melalui retakan dan struktur geologi yang ada,” jelasnya.

Wafid menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan diapir, termasuk penurunan tanah, kecepatan pengendapan, lapisan plastis, tekanan berlebih dan kurang terkompaksi, potensi hidrokarbon, produksi air diagenesis, tektonik kompresi, serta gradien panas bumi yang tinggi.

Related Articles

Latest Articles